Berikut Dengan Detail Menjelaskan PRODUK Obat Kuat PASUTRI Legal, Herbal, Rekomendasi Boyke dan Co :

 

====================================



Gasa

Friday 18 December 2009

Komersialisasi Pendidikan Tinggi

Komersialisasi Pendidikan Tinggi
Perguruan tinggi merupakan suatu wadah yang digunakan untuk Research & Development (R&D) serta arena penyemaian manusia baru untuk menghasilkan generasi yang memiliki kepribadian serta kompetensi keilmuan sesuai bidangnya. Secara umum dunia pendidikan memang belum pernah benar-benar menjadi wacana publik di Indonesia, dalam arti dibicarakan secara luas oleh berbagai kalangan, baik yang bersentuhan langsung maupun tidak langsung dengan urusan pendidikan. Namun demikian, bukan berarti bahwa permasalahan ini tidak pernah menjadi perhatian.

Munculnya berbagai cara yang mengarah pada pelanggaran etika akademik yang dilakukan perguruan tinggi kita untuk memenangkan persaingan, menunjukkan bahwa pendidikan kini cenderung dipakai sebagai ajang bisnis. Pola promosi yang memberikan kemudahan dan iming-iming hadiah merupakan suatu gambaran bahwa perguruan tinggi tersebut tidak ada inovasi dalam hal kualitas pendidikan.

Kecenderungan tersebut akan menghancurkan dunia pendidikan, karena akhirnya masyarakat bukan kuliah untuk meningkatkan kualitas diri, melainkan hanya mengejar hadiah & gelar untuk prestise. Kondisi pendidikan tinggi saat ini cukup memprihatinkan. Ada PTS yang mengabaikan proses pendidikan. Bahkan ada PTS yang hanya menjadi mesin pencetak uang, bukan menghasilkan lulusan yang berkualitas. Hal Ini yang membuat persaingan menjadi semakin tidak sehat.

Produk lulusan perguruan tinggi yang proses pendidikannya asal-asalan dan bahkan akal-akalan, juga cenderung menghalalkan segala cara untuk merekrut calon mahasiswa sebanyak-banyaknya, dengan promosi yang terkadang menjebak dengan iming-iming hadiah yang menggiurkan. Apakah ini gambaran pendidikan berkualitas ?. Semoga masyarakat dan orang tua yang akan menyekolahkan putra putrinya tidak terjebak pada kondisi tersebut dan lebih bijak dalam memilih perguruan tinggi, sehingga putra-putrinya tidak terkesan asal kuliah.

Ditengah besarnya angka pengangguran di Indonesia yang telah mencapai lebih dari 45 juta orang, langkah yang harus ditempuh adalah mencari pendidikan yang baik dan bermutu yang dibutuhkan pasar. Bukan hanya murah saja dan asal. Tidak dipungkiri lagi bahwa selama ini, dunia industri kesulitan mencari tenaga kerja dengan keahlian tertentu untuk mengisi kebutuhan pekerjaan. Bila membuka lowongan, yang melamar biasanya banyak, namun hanya beberapa yang lulus seleksi.

Pasalnya jarang ada calon pegawai lulusan perguruan tinggi atau sekolah, yang memiliki keahlian yang dibutuhkan, karena kebanyakan berkemampuan rata-rata untuk semua bidang. Jarang ada yang menguasai bidang-bidang yang spesifik. Hal ini tentunya menyulitkan pihak pencari kerja, karena harus mendidik calon karyawan dulu sebelum mulai bekerja.

Sebagian besar perguruan tinggi atau sekolah mendidik tenaga ahli madya (tamatan D.III) tetapi keahliannya tidak spesifik.

Lebih parah lagi, bahkan ada PTS di Jakarta yang memainkan range nilai untuk meluluskan mahasiswanya, karena mereka takut, ketika selesai ujian akhir (UTS/UAS) banyak mahasiswanya yang tidak lulus alias IP/IPK nasakom. Sehingga mereka lulus dengan angka pas-pasan yang sebenarnya mahasiswa tersebut tidak lulus. Ini adalah cermin dari proses PEMBODOHAN BANGSA bukan mencerdaskan BANGSA.

Dalam hal ini semua pihak harus melakukan introspeksi untuk bisa memberi pelayanan pendidikan yang baik & berkualitas. Kopertis, harus bersikap tegas menindak Perguruan Tinggi Swasta (PTS) yang melanggar dan mensosialisasikan aturan yang tak boleh dilanggar oleh PTS. Pengelola perguruan tinggi juga harus menghentikan semua langkah yang melanggar aturan. Kunci pengawasan itu ada secara bertahap di tangan Ketua Program Studi, Direktur, Dekan, Rektor dan Ketua Yayasan.

Selain itu pula, apa yang menjadi barometer yang menunjukkan eksistensi sebuah perguruan tinggi? Untuk saat ini opini publik dan beberapa kalangan masyarakat bahwa eksistensi sebuah Perguruan Tinggi dilihat dari kuantitas mahasiswanya bukan kualitasnnya. Nah ini jelas sudah terlihat faktanya bahwa pendidikan di Indonesia hanya menjadi komoditi bisnis semata.

Menatap masa depan berarti mempersiapkan generasi muda yang memiliki kecintaan terhadap pembelajaran dan merupakan terapi kesehatan jiwa bagi anak bangsa, harapan kami semoga komersialisasi pendidikan tinggi tidak menjadi sebuah komoditi bisnis semata, akan tetapi menjadi arena untuk meningkatkan kualitas SDM dalam penguasaan IPTEK, sehingga kita bisa mempersiapkan tenaga handal ditengah kompetisi global.

Mulailah dari diri sendiri untuk berbuat sesuatu guna menciptakan pendidikan kita bisa lebih baik dan berkualitas, karena ini akan menyangkut masa depan anak-anak kita dan Juga Bangsa Indonesia.
___________
Tata Sutabri S.Kom, MM -- Deputy Chairman of STMIK INTI INDONESIA, Pemerhati Dunia Pendidikan TI, Jl. Arjuna Utara No.35 – Duri Kepa Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11510


Read the rest of this entry -→

Berikut Dengan Detail Menjelaskan PRODUK Obat Kuat PASUTRI Legal, Herbal, Rekomendasi Boyke dan Co :

 

Komersialisasi Pendidikan TinggiSocialTwist Tell-a-Friend

Paradigma Pengembangan Sekolah Unggulan

Paradigma Pengembangan Sekolah Unggulan
Sekolah Unggulan dapat diartikan sebagai sekolah bermutu namu dalam penerapan saya bahkan penerapan semua kalangan bahwa dalam kategori unggulan tersirat harapan-harapan terhadap apa yang dapat diharapkan dimiliki oleh siswa setelah keluar dari sekolah unggulan.
Harapan itu tak lain adalah sangat penting dan sangat dibutuhkan oleh orang tua siswa, pemerintah, masyarakat bahkan oleh siswa itu sendiri yaitu sejauh mana keluaran (output) sekolah itu memiliki kemampuan intelektual, moral dan keterampilan yang dapat berguna bagi masyarakat.

Untuk menyikapi semua itu, kita harus mengubah system pembelajaran yang selama ini berlaku disemua tingkat pendidikan yaitu adanya keterkungkungan siswa dana guru dalam melaksanakan PBM, saya selaku pengajar di SMA Negeri 1 Bulukumba telah merubah sisten itu sejak januari 2006.

Sistem yang saya maksud adalah system dimana Siswa dan Guru dikejar dengan pencapaian target kurikulum dalam artian guru dituntut menyelesaikan semua materi yang ada dalam kurikulum tanpa memperhatikan ketuntasan belajar siswa, disamping itu adanya anggapan bahwa belajr adalah berupa transformasi pengetahuan (Transfer of knowlwdge).

Pada sisi unggulan semua system itu seharusnya tidak diterapkan agar apa yang menjadi harapan siswa, orang tua siswa, pemerintah, masyarakat bahkan kita selaku pengajar dan pendidik dapat tercapai.

Mari kita sama-sama merubah semua itu dengan mengembangkan Learning How to Learn (Murphi,1992) atau belajar bagaimana belajar, artinya belajar itu tidak hanya berupa transformasi pengetahuan tetapi jauh lebih penting adalah mempersiapkan siswa belajar lebih jauh dari sumber-sumber yang mereka temukan dari pengalaman sendiri, pengalaman orang lain maupun dari lingkungan dimana dia tumbuh guna mengembangkan potensi dan perkembangan dirinya atau dengan kata lain belajar pada hakekatnya bagaimana mengartikulasikan pengetahuan-pengetahuan siswa kedalam kenyataan hidup yang sedang dan yang akan dihadapi oleh siswa.

Secara pribadi dalam hal mengembangkan sekolah kearah sekolah unggulan (sekolah bermutu) disamping perubahan-perubahan tersebut masih banyak hal yang perlu diperhatikan diantaranya : Sarana dan prasarana, Menejmen persekolahan,Visi dan Misi sekolah, Profesionalisme Guru dan lain-lain.

Untuk Profesionalisme bukan berarti menguasai sebagian besar pengetahuan tatapi lebih penting adalah bagaimana membuat siswa dapat belajar, guru dan siswa disederhanakan agat tidat tercipta gep, adanya perilaku guru yang membuat siswa tersisih atau terpisah dari gurunya, guru dan siswa harus terjalin komunikasi agar dalam proses pembelajaran ada keterbukaan siswa mengeritik dan mengeluarkan pendapat. Sebab bukan tidak mungkin dengan pengaruh perkembangan teknologi siswa lebih pintar dari gurunya.

Itulah asumsi saya mengenai pengembangan sekolah unggulan, mudah-mudahan, pemerintah termasuk kawan-kawan seprofesi dapat menerapka hal tersebut bahkan mengembangkan lebih jauh lagi.
___________
Drs. Abdul Hadis

Read the rest of this entry -→

Berikut Dengan Detail Menjelaskan PRODUK Obat Kuat PASUTRI Legal, Herbal, Rekomendasi Boyke dan Co :

 

Paradigma Pengembangan Sekolah UnggulanSocialTwist Tell-a-Friend

Trik Sederhana Mencari Ilmu di Internet

Trik Sederhana Mencari Ilmu di Internet
Bagi yang sering surfing di Internet akan terasa sekali bahwa tidak mudah untuk mencari ilmu di Internet. Seringkali pada saat kita surfing justru tenggelam dalam lautan informasi; terlalu enak membaca-baca tanpa tujuan yang jelas; melihat-lihat berbagai etalase informasi di berbagai situs tanpa tujuan yang jelas hanya untuk memuaskan mata & pikiran; memang pada akhirnya kita akan memperoleh banyak informasi tapi belum tentu memperoleh sesuatu yang betul-betul bermanfaat atau biasanya maksimum kita akan memperoleh berita-berita / informasi terakhir sebagai pengganti koran.

Bagi anda yang mempunyai waktu yang sempit saya yakin tidak mungkin menggunakan pola-pola di atas untuk melakukan surfing di Internet. Kita perlu menggunakan metoda / pola yang baik supaya bisa memperoleh informasi yang sangat spesifik dengan baik dalam waktu yang singkat.

Satu hal yang perlu di pegang erat-erat pada saat kita surfing adalah menentukan dengan sangat jelas niat / tujuan utama pada saat surfing tersebut - apa yang akan kita cari? Pada kesempatan ini saya akan memberikan sedikit tip & trik jika kebetulan niat anda adalah mencari ilmu di Internet.

Untuk menghemat waktu & pulsa biasanya saya surfing pada pukul 4-6 pagi (subuh); pada saat itu tidak banyak orang yang menggunakan Internet sehingga pengambilan informasi dari Internet dapat dilakukan dengan cepat & effisien. Teknik-teknik untuk melakukan sinkronisasi menggunakan browser yang kita gunakan (seperti Internet Explorer) ada baiknya di kuasai supaya tidak menghabiskan waktu / pulsa untuk membaca informasi tersebut akan tetapi cukup mendownload semua informasi tersebut ke PC yang kita gunakan & membaca-nya kemudian secara off-line pada saat telepon kita putuskan.

Teknik sinkronisasi pernah saya tuliskan dalam artikel sebelumnya; dan sangat penting untuk menghemat waktu dalam mendownload berbagai informasi setelah situs-nya di temukan.

Untuk mencapai situs / informasi yang tepat trik yang harus digunakan sebetulnya tidak terlalu rumit. Cara yang paling effektif / sederhana adalah:

" Menggunakan search engine di Internet.

" Menggunakan keyword yang benar.

Jika kedua hal tersebut anda lakukan dengan baik & benar maka akan diperoleh ilmu & pengetahuan yang baik.

Ada banyak sekali search engine di Internet. Search engine hanyalah memuat daftar alamat situs (berbentuk Universal Resource Locator - URL) & subjek yang di bawa situs tersebut saja. Search engine umumnya tidak membawa informasi itu sendiri. Beberapa search engine favourite saya adalah:

http://www.yahoo.com

http://www.infoseek.com

dan untuk mencari hal-hal yang berkaitan untuk pendidikan anak-anak saya biasanya menggunakan:

http://www.yahooligans.com


Tampak pada gambar adalah tampilan yahooligans.com. Saya sangat menyarankan bagi anda yang mempunyai putra-putri untuk menggunakan situs ini untuk mencari hal-hal yang bermanfaat untuk menunjang pendidikan anak.

Yahoo.com & infoseek.com mempunyai karakteristik yang berbeda; biasanya jika kita mencari hal-hal yang cukup solid atau mencari dalam kerangka institusi, negara dll saya biasanya menggunakan yahoo.com. Untuk hal-hal yang betul-betul baru atau belum terstruktur dengan baik maka saya menggunakan infoseek.com.

Selanjutnya adalah penggunakan keyword yang tepat. Keyword tersebut di ketikan ke dalam kolom yang kosong di search engine. Tampak pada contoh situs yahooligans.com kolom untuk memasukan keyword terletak di sebelah tombol "search".

Keyword favourite saya adalah:

FAQ

Whitepaper

FAQ adalah Frequently Asked Questions (FAQ). Sesuai namanya FAQ akan memuat berbagai jawaban dari pertanyaan yang sering ditanyakan dalam sebuah bidang. Saya biasanya menggunakan FAQ sebagai awal dalam mencari berbagai informasi / pengetahuan yang saya butuhkan.

Whitepaper adalah istilah bagi berbagai ilmu / informasi yang memang di sebarkan secara gratis / cuma-cuma di Internet. Kita cukup menambahkan beberapa keyword tambahan yang menjelaskan tentang ilmu / informasi yang spesifik yang kita cari, contoh:

Faq gardening

Whitepaper telecommunication

Faq distance learning

Dengan menggunakan rangkaian keyword tersebut hampir di jamin anda akan memperoleh informasi / pengetahuan yang anda cari. Tentunya karena kita menggunakan internet maka informasi / pengetahuan yang terbanyak umumnya mengunakan bahasa inggris - konsekuensi-nya keyword yang digunakan sebaiknya dalam bahasa inggris agar kemungkinan memperoleh ilmu yang di cari dapat maksimal.

Selamat mencoba.
___________
Dr. Onno W Purbo -- Praktisi Teknologi Informasi.

Read the rest of this entry -→

Berikut Dengan Detail Menjelaskan PRODUK Obat Kuat PASUTRI Legal, Herbal, Rekomendasi Boyke dan Co :

 

Trik Sederhana Mencari Ilmu di InternetSocialTwist Tell-a-Friend

Tantangan Lulusan Sarjana di Era Informasi

Tantangan Lulusan Sarjana di Era Informasi
Ketika para sarjana memadati berbagai arena bursa kerja untuk menawarkan ilmu dan ijazah mereka, iklan-iklan penerimaan mahasiswa baru juga nyaris memenuhi halaman-halaman surat kabar. Dua fenomena tersebut ironis. Promosi Perguruan Tinggi untuk menjaring calon mahasiswa sama "gencarnya" dengan peningkatan pengangguran lulusan. Di sisi lain, perlu diajukan pertanyaan, kualifikasi apakah sebenarnya yang disyaratkan oleh para pencari tenaga kerja lulusan sarjana Perguruan Tinggi ini ?

Jawaban yang diperoleh para peneliti umumnya adalah campuran kualitas personal dan prestasi akademik. Tetapi pencari tenaga kerja tidak pernah mengonkretkan, misalnya, seberapa besar spesialisasi mereka mengharapkan suatu program studi di Perguruan Tinggi.

Kualifikasi seperti memiliki kemampuan numerik, problem-solving dan komunikatif sering merupakan prediksi para pengelola Perguruan Tinggi daripada pernyataan eksplisit para pencari tenaga kerja. Hasil survei menunjukkan perubahan keinginan para pencari tenaga kerja tersebut adalah dalam hal kualifikasi lulusan Perguruan Tinggi yang mereka syaratkan.

Tidak setiap persyaratan kualifikasi yang dimuat di iklan lowongan kerja sama penting nilainya bagi para pencari tenaga kerja. Dalam prakteknya, kualifikasi yang dinyatakan sebagai "paling dicari" oleh para pencari tenaga kerja juga tidak selalu menjadi kualifikasi yang "paling menentukan" diterima atau tidaknya seorang lulusan sarjana dalam suatu pekerjaan.

Yang menarik, tiga kualifikasi kategori kompetensi personal, yaitu kejujuran, tanggung jawab, dan inisiatif, menjadi kualifikasi yang paling penting, paling dicari, dan paling menentukan dalam proses rekrutmen. Kompetensi interpersonal, seperti mampu bekerja sama dan fleksibel, dipandang paling dicari dan paling menentukan. Namun, meskipun sering dicantumkan di dalam iklan lowongan kerja, indeks prestasi kumulatif (IPK) sebagai salah satu indikator keunggulan akademik tidak termasuk yang paling penting, paling dicari, ataupun paling menentukan.

Di sisi lain, reputasi institusi Pendidikan Tinggi yang antara lain diukur dengan status akreditasi program studi sama sekali tidak termasuk dalam daftar kualifikasi yang paling penting, paling dicari, ataupun paling menentukan proses rekrutmen lulusan sarjana oleh para pencari tenaga kerja.

Ada kecenderungan para pencari tenaga kerja "mengabaikan" bidang studi lulusan sarjana Dalam sebuah wawancara, seorang kepala HRD sebuah bank di Cirebon menegaskan, kesesuaian kualitas personal dengan sifat-sifat suatu bidang pekerjaan lebih menentukan diterima atau tidaknya seorang lulusan Perguruan Tinggi. Misalnya, posisi sebagai kasir bank menuntut kecepatan, kecekatan, dan ketepatan.

Maka, lulusan sarnaja dengan kualitas ini punya peluang besar untuk diterima meskipun latar belakang bidang pendidikannya tidak sesuai. Kepala HRD itu mengatakan, "Saya pernah menerima Sarjana Pertanian dari Bogor sebagai kasir di bank kami dan menolak Sarjana Ekonomi manajemen dari Bandung yang IPK-nya sangat bagus."

Kualifikasi-kualifikasi yang disyaratkan dunia kerja tersebut penting diperhatikan oleh pengelola Perguruan Tinggi untuk mengatasi tidak nyambung-nya antara Perguruan Tinggi dengan dunia kerja dan pengangguran lulusan. Jika pembenahan sistem seleksi mahasiswa baru dimaksudkan untuk menyaring mahasiswa sesuai kompetensi dasarnya, perhatian pada kualifikasi yang dituntut pasar kerja dimaksudkan sebagai patokan proses pengolahan kompetensi dasar tersebut. Untuk itu semua, kerja sama Perguruan Tinggi dan dunia kerja adalah perlu.
___________
Tata Sutabri S.Kom, MM -- Deputy Chairman of STMIK INTI INDONESIA, Pemerhati Dunia Pendidikan TI, Jl. Arjuna Utara No.35 – Duri Kepa Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11510
*http://artikel.total.or.id/

Read the rest of this entry -→

Berikut Dengan Detail Menjelaskan PRODUK Obat Kuat PASUTRI Legal, Herbal, Rekomendasi Boyke dan Co :

 

Tantangan Lulusan Sarjana di Era InformasiSocialTwist Tell-a-Friend

Pendidikan Cenderung Dibisniskan

Pendidikan Cenderung Dibisniskan
Munculnya berbagai cara yang mengarah pada pelanggaran etika akademik yang dilakukan perguruan tinggi kita untuk memenangkan persaingan, menunjukkan bahwa pendidikan kini cenderung dipakai sebagai ajang bisnis. Pola promosi yang memberikan kemudahan dan iming-iming hadiah merupakan suatu gambaran bahwa perguruan tinggi tersebut tidak ada inovasi dalam hal kualitas pendidikan.

Kecenderungan tersebut akan menghancurkan dunia pendidikan, karena akhirnya masyarakat bukan kuliah untuk meningkatkan kualitas diri, melainkan hanya mengejar gelar untuk prestise. Kondisi pendidikan tinggi saat ini cukup memprihatinkan. Ada PTS yang mengabaikan proses pendidikan. Bahkan ada PTS yang hanya menjadi mesin pencetak uang, bukan menghasilkan lulusan yang berkualitas. Hal Ini yang membuat persaingan menjadi semakin tidak sehat.

Produk lulusan perguruan tinggi yang proses pendidikannya asal-asalan dan bahkan akal-akalan, juga cenderung menghalalkan segala cara untuk merekrut calon mahasiswa sebanyak-banyaknya, dengan promosi yang terkadang menjebak dengan iming-iming hadiah yang menggiurkan. Apakah ini gambaran pendidikan berkualitas ?.

Bahkan ada beberapa PTS di Jakarta yang memainkan range nilai untuk meluluskan mahasiswanya, karena mereka takut, ketika selesai ujian akhir (UTS/UAS) banyak mahasiswanya yang tidak lulus alias IP/IPK nasakom. Sehingga mereka lulus dengan angka pas-pasan yang sebenarnya mahasiswa tersebut tidak lulus. Dalam hal ini semua pihak harus melakukan introspeksi untuk bisa memberi pelayanan pendidikan yang berkualitas.

Kopertis, harus bersikap tegas menindak Perguruan Tinggi Swasta (PTS) yang melanggar dan mensosialisasikan aturan yang tak boleh dilanggar oleh PTS. Pengelola perguruan tinggi juga harus menghentikan semua langkah yang melanggar aturan. Kunci pengawasan itu ada secara bertahap di tangan Ketua Program Studi, Direktur, Dekan, Rektor dan Ketua Yayasan.
http://artikel.total.or.id/

Read the rest of this entry -→

Berikut Dengan Detail Menjelaskan PRODUK Obat Kuat PASUTRI Legal, Herbal, Rekomendasi Boyke dan Co :

 

Pendidikan Cenderung DibisniskanSocialTwist Tell-a-Friend

Pendidikan Bermutu di tengah Pentas Budaya Instan

Pendidikan Bermutu di tengah Pentas Budaya Instan
Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia membutuhkan pendidikan, sampai kapan dan dimanapun ia berada. Pendidikan sangat penting artinya, sebab tanpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan bahkan akan terbelakang. Dengan demikian pendidikan harus betul-betul diarahkan untuk menghasilkan manusia yang berkualitas dan mampu bersaing, di samping memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik.

Zaman sudah berubah. Semua orang maunya serba cepat. Jadinya, cenderung mengabaikan proses tapi ingin segera mendapat hasil. Apalagi di negara dengan etos kerja rendah seperti Indonesia. Akibatnya, budaya instan mulai masuk ke setiap kehidupan kita. Hidup di zaman modern seperti sekarang ini segala sesuatu dapat kita dapatkan dengan mudah, praktis dan cepat. Kemajuan teknologi telah memanjakan kita.

Mau ngobrol dengan rekan atau saudara yang bermukim di belahan dunia lain, tinggal angkat telepon atau buka internet. Ingin belanja atau makan di restoran tapi malas keluar, tinggal pesan lewat telepon atau beli lewat situs. Mau transaksi —transfer uang, bayar listrik, kartu kredit, beli pulsa— tidak perlu susah-susah ke bank atau ATM. Semua bisa dilakukan lewat handphone.

Bagi cewek-cewek yang ingin rambut panjang tidak perlu harus menunggu sampai berbulan-bulan. Cukup tunggu ½ jam saja dengan teknik hair extension, rambut bisa panjang sesuai keinginan.

Maklum, orang makin sibuk. Malas direpotkan dengan hal-hal ribet. Maunya serba instan. Salahkah itu?, selama masih mengikuti hukum alam, serba instan itu sah-sah saja. “Hidup yang baik dan sukses adalah hidup yang sesuai dengan proses alam”. Sampai level tertentu teknologi bisa kita pakai untuk mempercepat hal-hal yang bisa dipercepat sesuai hukum alam.

Kemajuan teknologi dan tuntutan zaman, memungkinkan kita mendapatkan sesuatu serba cepat. Tetapi tidak asal cepat. Kualitas harus tetap terjaga. “Padi 100 hari baru panen itu bagus”. Tapi ingat itu ada yang bisa dipercepat. Mestinya, hasilnya harus lebih baik. Jadi, cepat, baik dan bermutu harus berlangsung bersama.

Sayangnya, yang terjadi justru sebaliknya. Mendapatkan sesuatu dengan mudah membuat orang enggan bersusah payah. Tak mau melewati proses. Alias malas. Yang penting cepat !. Bermutu atau tidak, itu urusan nanti. Berorientasi hanya pada hasil. Proses tidak penting. Parahnya, “virus” itu sudah menyebar ke berbagai aspek kehidupan.

Ingin sukses dengan cara instan. Jadilah, banyak orang korupsi, punya gelar palsu, beli skripsi, ijazah aspal, asal lulus, cepat kaya lewat penggandaan uang dan lain sebagainya. Kalau memang berat, membosankan dan ketinggalan zaman mengapa kita harus bermutu? Kalau ada cara cepat yang memberi hasil, mengapa tidak dicoba?.

Lebih lanjut, sekarang ini sudah terjadi pergeseran nilai di masyarakat. Orang makin individualis dan cenderung melecehkan hak orang lain. Untuk mengejar kesuksesannya, orang tak ragu-ragu mengorbankan orang lain.
*Sumber : http://artikel.total.or.id/

Read the rest of this entry -→

Berikut Dengan Detail Menjelaskan PRODUK Obat Kuat PASUTRI Legal, Herbal, Rekomendasi Boyke dan Co :

 

Pendidikan Bermutu di tengah Pentas Budaya InstanSocialTwist Tell-a-Friend

Wednesday 25 November 2009

Pendidikan Anak-anak

Pentingnya Dunia Gambar untuk Anak-Anak
“Bu, Adi minta digambarin gajah ya?!” Pinta Adi pada gurunya.
“Aduh.. Ibu nggak bisa nggambar nak..!” atau “Ibu gambarnya jelek, nggambar sama bapak saja ya ?!” atau “Ibu guru kan bukan seniman, jadi nggak bisa nggambar” dan alasan lain berderet yang intinya tidak bersedia untuk menggambar. Alasan tidak ‘PD’ merupakan alasan klise yang sering di ungkapkan para guru TK/SD untuk mengomentari jika dihadapkan masalah untuk menggambar.

Anak selalu dilatih untuk kreatif, tapi masih banyak sekali guru yang sama sekali belum memulai dengan kreatifitas itu sendiri dalam mengajar. Alat peraga yang monoton sama sekali tidak mampu memberikan daya pikat pada anak. Padahal ‘hanya’ dengan berbekal dapat menggambar sederhanapun semestinya bisa mengatasi banyak masalah.

Karena gambar bukanlah lukisan, untuk bisa menggambar tidaklah harus berbekal bakat seperti seniman lukis. Karena pengertian gambar adalah goresan/torehan/symbol untuk sekedar memberikan penjelasan. Misal : denah, peta, grafik dan sejenisnya. Tentu saja untuk aplikasian pada ‘alat peraga’ pendidikan pengertian gambar adalah ilustrasi.Bu, Adi minta digambarin gajah ya?!” Pinta Adi pada gurunya.



“Aduh.. Ibu nggak bisa nggambar nak..!” atau “Ibu gambarnya jelek, nggambar sama bapak saja ya ?!” atau “Ibu guru kan bukan seniman, jadi nggak bisa nggambar” dan alasan lain berderet yang intinya tidak bersedia untuk menggambar. Alasan tidak ‘PD’ merupakan alasan klise yang sering di ungkapkan para guru TK/SD untuk mengomentari jika dihadapkan masalah untuk menggambar.

Anak selalu dilatih untuk kreatif, tapi masih banyak sekali guru yang sama sekali belum memulai dengan kreatifitas itu sendiri dalam mengajar. Alat peraga yang monoton sama sekali tidak mampu memberikan daya pikat pada anak. Padahal ‘hanya’ dengan berbekal dapat menggambar sederhanapun semestinya bisa mengatasi banyak masalah.

Karena gambar bukanlah lukisan, untuk bisa menggambar tidaklah harus berbekal bakat seperti seniman lukis. Karena pengertian gambar adalah goresan/torehan/symbol untuk sekedar memberikan penjelasan. Misal : denah, peta, grafik dan sejenisnya. Tentu saja untuk aplikasian pada ‘alat peraga’ pendidikan pengertian gambar adalah ilustrasi.

Manfaat gambar adalah :

1.
Memberikan daya tarik,
2.
Merangsang kreatifitas,
3.
Alat ungkapan ide, perasaan, emosi dan kepekaan artistik,
4.
Memudahkan pemahaman,
5.
Memudahkan komunikasi non verbal,
6.
Bagian mnemonic (Membantu memudahkan untuk mengingat)

Dengan memanfaatkan yang ada, semestinya kesadaran akan berkemampuan menggambar khususnya pada guru dimiliki. Dengan berbekal sedikit latihan menggores dengan berbagai media (papan tulis, white board, kertas dan media lainnya) guru dapat mengaplikasikannya pada:

• Pembuatan LK (lembar kerja),
• Alat peraga,
• Display kertas,
• Madding
• Hiasan dan element estetis lainnya.

Memulai berlatih menggambar dengan sederhana :

1.
Ikuti jangkauan tangan; buat garis vertical, horizontal, melingkar, spiral, bergerigi, bergelombang, dst. Sekedar pemanasan untuk pengenalan karekter dan luas media dan lemaskan tangan.

2.
Menggabungkan antar goresan sehingga berbentuk bidang, missal; dari dua garis horizontal dan dua garis fertikal dapat dibentuk kotak, dst.

3.
Bentuk bidang dapat difariasikan atau dikembangkan menjadi bentuk lain, missal; bentuk kotak diubah menjadi gambar sangkat burung.

4.
Sambil menggoreskan (menggambar) sertakan suara (menyebutkan) bentuk gamabr yang kita maksud. Misal; gambar kotak yang dikembangkan (menambah deruji-deruji) menjadi sangka, maka kita menyebutkan “SANGKAR”.

5.
Tidak perlu menggambar terlalu detail, cukup sederhana tapi tampak ‘lucu’ (menarik). Yang paling penting adalah menampilkan spesifikasi dalam setiap bentuk. Misal; Bentuk kotak yang belum diisi deruji dan contelan diatasnya belum bisa disebut sangkar, karena spesifikasi sangkar pada deruji dan cantelannya.

*JogjaBelajar.Org


Read the rest of this entry -→

Berikut Dengan Detail Menjelaskan PRODUK Obat Kuat PASUTRI Legal, Herbal, Rekomendasi Boyke dan Co :

 

Pendidikan Anak-anakSocialTwist Tell-a-Friend

Wednesday 11 November 2009

NetBook, Wireles, USB Modem, HP Modem, HP Reguler Murah

NetBook Haier Olive Murah

Produk yang bersaing, merupakan sebuah fenomena yang lagi gencar di internet.
Tidak dipungkiri, yang namanya alat elektronik, mulai dari yang mahal sampai yang murah, semua ada di Internet.

Berikut Perinciannya :


Gasa


Read the rest of this entry -→

Berikut Dengan Detail Menjelaskan PRODUK Obat Kuat PASUTRI Legal, Herbal, Rekomendasi Boyke dan Co :

 

NetBook, Wireles, USB Modem, HP Modem, HP Reguler MurahSocialTwist Tell-a-Friend

Kisah Patih Gajah Mada

Patih Gajah Mada

Kisah Gajah Mada kali ini merupakan rangkaian kejadian semenjak Majapahit dipimpin oleh dua ratu, Dyah Wiyat dan Sri Gitarja yang diangkat memimpin Majapahit karena Jayanegara tidak meninggalkan keturunan lelaki yang bisa diangkat menjadi putra mahkota.

“Ada sebuah hal penting yang harus kau kerjakan. Bantulah aku untuk mencuri dua buah benda pusaka penting di istana Majapahit, masing-masing Cihna Nagara Gringsing Lobheng Lewih Laka dan Songsong Udan Riwis.”

Adalah pesan tersebut yang diterima Branjang Ratus, putra Ki Buyut Padmaguna, saat menghadap bibinya, Sri Yenda, atas permintaan Ki Buyut. Kedua benda tersebut adalah pusaka negara Majapahit yang digunakan dalam menobatkan raja-raja pendahulu Majapahit, Raden Wijaya dan kemudian Jayanegara, serta kedua Ratu tersebut.
Majapahit kemudian dilanda bencana alam. Gunung Kampud meletus disertai gempa dalam keadaan musim panas yang kering kerontang. Di saat itulah istana Majapahit geger karena dimasuki maling. Kedua pusaka tersebut hilang dicuri, mempermalukan Gajah Enggon sebagai Senopati Bhayangkara, pimpinan pasukan khusus, serta Gajah Mada sebagai Patih yang harus bertanggung jawab kepada Mahapatih Arya Tadah dan kedua Ratu Majapahit.

Gajah Enggon meletakkan jabatan dan atas petunjuk Ibu Suri Gayatri Gajah Enggon mencari jejak pencuri kedua pusaka tersebut ke Hujung Galuh membuntuti jejak hujan, sekaligus sebuah pesan pribadi bahwa hidup Gajah Enggon akan bermula di sana. Sebuah petunjuk yang aneh bagi prajurit Bhayangkara tersebut. Dengan bantuan Pradhabasu, mantan Bhayangkara yang telah kembali menjadi penduduk biasa di buku sebelumnya berangkatlah mereka ke pelabuhan yang sekarang menjadi kota Surabaya.

Di saat yang sama Majapahit dilanda kericuhan, lima orang berkuda membakar-bakar rumah penduduk. Aksi tersebut sulit diatasi oleh para prajurit dan Bhayangkara, namun Gajah Mada merasa itu adalah sebuah taktik dari perusuh agar pasukan menyebar keluar istana. Gajah Mada masih memikirkan kembalinya pencuri tersebut ke istana atas petunjuk Ibu Suri Gayatri. Kelima orang perusuh tersebut sempat dijumpai Gajah Enggon dan Pradhabasu, namun tugas dan kepentingannya memburu pencuri pusaka negara ke Hujung Galuh tak membuat mereka kembali ke Majapahit meskipun dengan rasa penasaran yang tinggi bahwa merekalah pencuri tersebut.

Prajurit istana dan Bhayangkara menjaga rapat istana, namun seperti pada pencurian sebelumnya berhasil lolos memasuki gudang pusaka karena ilmu sirep yang membuat kantuk seisi istana. Penjagaan yang ketat dan pagar betis yang rapat setelah maling tersebut masuk ke dalam gudang pusaka juga masih membuat pencuri tersebut lolos dengan bantuan kabut yang sangat tebal di malam hari. Kabut hilang bersamaan dengan hilangnya mahkota raja beserta Ibu Suri Gayatri.


Namun kemudian biksuni Gayatri kembali lagi, membuat segudang pertanyaan bagi Gajah Mada. Atas pertemuan singkat di keputren Gajah Mada menyimpulkan usaha makar dan kudeta dari seseorang yang mencuri benda-benda pusaka tersebut, di mana benda-benda pusaka tersebut biasa digunakan dalam menobatkan seorang raja yang naik tahta.

Keta dan Sadeng adalah dua wilayah yang dicurigai Gajah Mada. Kedua wilayah ini sudah dua kali tidak hadir dalam pasewakan (pertemuan tahunan) di alun-alun Bubat. Pasewakan adalah pertemuan tahunan para raja di bawah bendera Majapahit. Pasewakan kali ini diadakan dengan menggelar latihan perang bersama dari seluruh kesatuan, termasuk simulasi gelar perang taktik baru, yaitu Bayu Bajra. Salah satu utusan yang hadir adalah rombongan kerajaan Swarnabhumi (Palembang/Sumatra) yang berlabuh di Hujung Galuh, membawa puluhan kapal besar yang baru pertama kali dilihat Majapahit, dan Aditiawarman –yang masih kerabat keluarga Majapahit– membawa benda aneh bagi Gajah Mada, sebuah peledak atau mercon.

Gajah Enggon dan Pradhabasu di Hujung Galuh akhirnya memisahkan diri. Gajah Enggon tetap membuntuti jejak pencuri pusaka ke utara dan Pradhabasu bergerak ke selatan ke arah Keta dan Sadeng untuk membantu telik sandi yang sedang beroperasi mencari bukti Keta dan Sadeng yang dikabarkan akan memberontak. Operasi para telik sandi ini pun akhirnya dikabarkan ke Gajah Mada yang saat itu menjaga istana sekaligus mengadakan pasewakan.

Aditiawarman kemudian pamit dari pasewakan, lebih cepat dari jadwal yang telah diutarakannya kepada kedua Ratu Majapahit untuk kembali ke Hujung Galuh dan berlayar kembali. Di saat yang sama para telik sandi Keta dan Sadeng mengabarkan semua perkembangan gerak-gerik Gajah Mada dan kondisi pasewakan, termasuk berita prajurit istana yang diberangkatkan ke Keta dan Sadeng setelah pada pasewakan tersebut Gajah Mada membuktikan rencana berontak dengan bukti akurat yang dikirim oleh Pradhabasu dan telik sandi yang sedang beroperasi di sana.

Berhasilkah Gajah Enggon mengejar pencuri kedua pusaka Majapahit tersebut?
Siapa pula pencuri lain yang mencuri mahkota raja?
Bagaimana taktik Gajah Mada meredam upaya makar di Keta dan Sadeng?
Terjadikah perang di Keta dan Sadeng?
Siapa Branjang Ratus, Ki Buyut dan Sri Yenda yang diceritakan di awal buku?
Bagaimana Arya Tadah meletakkan jabatannya dan menobatkan Gajah Mada menjadi Mahapatih?

Selain rentetan peristiwa di atas, Langit Kresna Hariadi memberi sisipan cerita flash back tentang pemberontakan di Singasari, tentang keris Empu Gandring, tentang Kertanegara mengusir utusan Tartar (Kubilai Khan), Jayakatwang melakukan kudeta kepada Kertanegara hingga Sanggramawijaya (Raden Wijaya) naik tahta dan membuat negeri baru Majapahit.
Sebuah fiksi sejarah yang menarik!








Read the rest of this entry -→

Berikut Dengan Detail Menjelaskan PRODUK Obat Kuat PASUTRI Legal, Herbal, Rekomendasi Boyke dan Co :

 

Kisah Patih Gajah MadaSocialTwist Tell-a-Friend

Tuesday 12 May 2009

Kelas Kata, Adjektive, Adverbia, Pronomina dan Tugas

Kelas Adjektiva

Untuk menentukan suatu kata termasuk adjektiva, digunakan valensi sintaktis karena perangkat kategori morfologis pembangun kerangka sistem morfologi adjektiva itu ditandai oleh valensi sintaktis yang sama yaitu mempunyai potensi berkombinasi dengan kata: sangat, agak, paling, amat, sekali,

Kelas adjektiva yang ditemukan pada data hanya satu kategori morfologis, yaitu berupa adjektiva bentuk dasar yang terdiri dari:

Contoh: apes, aman, akrab, takut, basah, banyak, baik, bodoh, cukup, kerdil, salam, suka, sudah, tersinggung, berwibawa, terlalu, spona, serius, sering, cantik, tenang,

Kelas Numeralia

Untuk menentukan suatu kata lermasuk numeralia, digunakan valensi sintaktis karena perangkat kategori morfologis pembangun kerangka sistem morfologis numeralia itu ditandai oleh valensi: sintaktis yang sama yaitu dapat bergabung dengan nomina.

Kelas numeralia yang ditemukan pada data hanya ada satu macam yaitu nrmeralia murni. Adapun yang dimaksud numeralia murni adalah numeralia yang tidak berasal dari kelas kata lain. Numeralia murni ini terdiri dari numeralia dasar

monomorfemis) dan numeralia tunman (polimortemis). Numeralia turunan yang terbentuk dari kata-kata numeralia disebut niimeralia denumeral.

a. Numeralia Dasar

Numeralia murni berbentuk dasar yang ditemukan pada data ada dua macam, yaitu:

Contoh: sebuah, sederet, dua, tujuh, sembilan, setiap, seorang,

b. Numeralia Denumeral

Numeralia denumeral tidak ditemuka pada data kartu kata,

Kelas Adverbia

Untuk menentukan suatu kata termasuk adverbia, digunakan valensi sintaktis karena perangkat kategori morfologis pembangun kerangka sistem morfologi adverbia itu ditandai oleh valensi sintaktis yang sama yaitu dapat bergabung dengan verba.

Kelas adverbia yang ditemukan pada data hanya ada satu kategori morfologis, yaitu berupa adverbia bentuk dasar yang terdiri dari:

Contoh: tak, telah, akan, baru, sudah, sedang, saja, juga,

Kelas Pronomina

Pronomina yang ditemukan pada data meliputi tiga macam, yaitu:

a. Pronomina persona:

Contoh aku, suya,, anda, mereka.

b. Pronomina penunjuk:

Contoh: itu, adalah

c. Pronomina penanya:

Contoh: bila, kapan.

Kata Tugas

Dari data yang ada ditemukan kata tugas yang meliputi:

1. Preposisi:

Contoh: pada, kepada, di, terhadap, olch karena.

1. Konjungsi:

Contoh: lalu, serta, yang, bahkan, sebelum, kulau, karena, tetapi, muku, ketika. kemudian, scakan-akan.




Read the rest of this entry -→

Berikut Dengan Detail Menjelaskan PRODUK Obat Kuat PASUTRI Legal, Herbal, Rekomendasi Boyke dan Co :

 

Kelas Kata, Adjektive, Adverbia, Pronomina dan TugasSocialTwist Tell-a-Friend

Kelas Kata Verba

Kelas Verba

Untuk menentukan suatu kata termasuk verba, digunakan valensi sintaktis karena perangkat kategori pembangun kerangka sisteni morfologi verba itu ditandai oleh valensi sintaktis yang sama, yaitu mempunya; potensi berkomhinasi dengan kata: tidak, sudah, sedang, akan, baru, telah, belum, mau, hendak,

Kelas verba yang ditemukan pada data terdiri dari (1) verba murni, yakni verba yang tidak berasal dari kelas kata lain, (2) verba denominal, yakni verba yang terbentuk dari nomina, (3) verba deadjektival, yakni verba yang terbentuk dan adjektiva, (4) verba denuineral, yakni verba yang terbentuk dari numeralia, dan (5) verba depronominal, yakni verba yang terbentuk dari pronomina.

a. Verba Murni

Verba murni terdiri dari verba dasar (monomorfemis) dan verba tur. (polimorfemis). Verba turunan yang terbentuk dan kata-kata verba disebut verba diverbal.

Ø Verba Dasar

Verba murni, berbentuk dasar yang ditemukan pada data ada yaitu: ada, bangkit, pergi, puasa, pulang, balik, makan, mampir, datang, ucap, ubah, turun, tinggal, terima, singgah ,aman ,

Ø Verba Deverbal

Verba deverbal yang ditemukan pada data, terdiri dari beberapa kategori morfologis, yaitu:

1) Kategori di-D

Kategori ini menyatakan makna ‘tindakan disengaja berfokus sasaran”. Contoh: diangkat, à verba 1

2) Kategori ter-D”

Kategori ini menyatakan makna “dapat di’.

Contoh: tersenyum à verb 1

3) Kategori meng-D

Kategori ini menyatakan makna ‘tindakan yang disengaja berfokus pelaku’.

Contoh: menyeret, menempel, menukar, mengangguk,memakai, menuju, meniru, mengangkat, memakai à verba 1

4) Kategori meng-(D-i)

Kategori ini menyatakan makna ‘lokatif.

Contoh: menyikapi, mempunyai à verba 2

5) Kategori meng-(D-kan)

Kategori ini menyatakan makna ‘benefaktif/direktif

Contoh: meneruskan, menyilakan, menyebabkan à verba 1

6) Kategori ber-D-an

Kategori ini menyatakan makna ‘malakukan perbuatan berlangsung lama, bisa sendiri atau dengan orang lain’.

Contoh: berpandangan à verba 2

7) Kategori ber-D

Kategoii ini menyatakan makna ‘tindakan bcrlangsung lama’.

Contoh: berakhir, berada, berteduh à verba 2,

8) Kategori meng-D

Kategori ini menyatakan makna ‘proses/keadaan’.

Contoh: melompatà verba 2

b. Verba Transposisi

Verba Denominal

Verba denominal yang ditemukan pada data meliputi enam kategori morfologis, yaitu.

1) Kategori meng-D

Kategori ini diderivasikan dari nomina kategori D melalui derivasi zero sehingga terbentuk verba kategori D yang menyatakan makna ‘tindakan yang disengaja berfokus pelaku’.

Contoh: menutup, meningkat à verba I

2) Kategori meng-(D-i)

Kategori ini berasal dari nomina kategon D kemudian dMenvasikan verba kategori D-i yang maknanya ‘lokatif. Contoh. menangani à verba 2

3) Kategori di-(D-i)

Kategori ini berasal dari nomina kategori D kemudiun diderivasikan menjadi verba kategori D-i yang mempunyai makna ‘kausatif.

Contoh: ditandatangani à verba 2

4) Kategori meng-(D-kan)

Kategori ini berasal dari nomina kategori D kemudian diderivasikan menjadi verba kategori D-kan yang menyatakan makna ‘kausatif.

Contoh: rnerupakan à verba 2

5). Kategori di-(D-kan)

Kategori berasal dari nomina kategori D kemudian diderivasikan menjadi verba kategori D-kan yang menyatakan makna ‘kausatif.

Contoh: disebutkan, dimanfaatkan, disimpulkan, dilaksanakan, dilakukan à verba 2

6) Kategori ber-D

Kategori ini diderivasikan dari nomina kategori D dan menyatakan makna ‘tindakan berlangsung lama’.

Contoh: bertekad àverba 2

Ø Verba Deadjektival

Verba deadjektival yang ditemukan pada data, meliputi dim macam kategori morfologis, yaitu:

1) Kategori meng-(D-i)

Kategori ini berasal dari adjektiva kategori D kemudian diderivasikan menjadi verba kategori D-i yang menyatakan makna ‘kausatif.

Contoh: menjiwai, menghargai, menanggapi à verba 2

2) Kategori meng-(D-kan)

Kategori ini berasal dari adjektiva kategori D kemuadian diderivasikan menjadi verba kategori D-kan, yang menyatakan makna ‘kausatif.

Contoh: melaksanakan menyenangkan, melanjutkan à verba 2

Ø Verba Demimeral

Dari data hanya ditemukan salu kalegori morfologis verba denumeral, yaitu kategori meng-D, yang diderivasikan dari numeralia bentuk dasar yang menyatakan makna ‘proses/keadaan’.

Contoh: menyeluruh -» verba 2

Ø Verba Depronominal

Dari data hanya ditemukan satu kategori morfologis verba depronominal, yaitu kategori meng-(D-i), yang berasal dari pronomina bentuk dasar kemudian diderivasikan menjadi verba kategori D-i yang menyatakan makna ‘repetitif. Contoh: mengakui —>• verba 1


Read the rest of this entry -→

Berikut Dengan Detail Menjelaskan PRODUK Obat Kuat PASUTRI Legal, Herbal, Rekomendasi Boyke dan Co :

 

Kelas Kata VerbaSocialTwist Tell-a-Friend

Kelas Kata, Kata Adalah

Sebelumnya kita perhatikan Aforisme berikut :

Kata-kata adalah kurcaci yang muncul tengah malam, dan ia bukan pertapa suci yang kebal terhadap godaan. Kurcaci merubung tubuhnya yang berlumuran darah sementara pena yang dihunusnya belum mau patah.” (Joko Pinurbo dalam Kurcaci, 1998)

KATEGORI MORFOLOGI KELAS KATA DALAM BAHASA INDONESIA

Bahasa Indonesia mengenal pengelompokan kosa dalam bentuk kelas kata. Tata bahasa Indonesia banyak pendapat para mengenai jumlah dan jenis kelas kata. Kelas kata terdiri dari seperangkat kategori morfologis yang tersusun dalam kerangka sistem tertentu yang berbeda dan sistem kategori morfologis kelas kata lain. Kategori morfologis adalah sederetan kata yang memiliki bentuk gramatikal dan makna gramatikal yang sama.

Setiap kategori morfologis itu terbentuk oleh prosede morfologis tertentu. Prosede morfologis adalah pembentukan kata secara sinkronis. Prosede morfologis itu ada dua macam yaitu derivasi dan intleksi. Derivasi adalah prosede morfologis yang menghasilkan kata-kata yang makna leksikalnya berbeda dari kata pangkal pembentuknya. Sebaliknya, infleksi menghasilkan kata-kata yang bentuk gramatikalnya berbeda-beda, tetapi leksemnya tetap seperti pada kata pangkalnya.

Kategori Morfologi Kelas Kata Bahasa Indonesia dapat dibedakan atas:

1. Kelas Nomina

Untuk menentukan suatu kata termasuk nomina, digunakan penanda valensi sintaktis karena perangkat kategori morfologis pembangun kerangka sistem morfologi nomina itu ditandai oleh valensi sintaktis yang sama, yaitu (1) mempunyai potensi berkombinasi dengan kata bukan, (2) mempunyai potensi didahului oleh kata di, ke, dari, pada.

Kelas nomina yang ditemukan dan data terdiri dan: (1) nomina murni, yakni nomina yang tidak berasal dari kelas kata lain, (2) nomina deverbal, yakni nomina yang terbentuk dari verba.

a. Nomina Murni

Nomina murni terdiri dari nomina dasar (monomorfemis) dan nomina turunan (polimorfemis). Nomina turunan yang terbentuk dari kata-kata nomina disebut nomina denominal.

Ø Nomina Dasar

Nomina murni berbentuk dasar yang ditemukan pada data ada lima macam yaitu:

Contoh: anak,baju, kepala, orang, nasi rumah, pakaian, pasar, perut, piring, plastik, rejeki, salak, logam lengan, lantai, lekaki, kursi, kota, panggung, kilometer, kelas, kaos, jalan, huja, gerimis, gelas, gambar, buah, ujung, uang, tempat, televisi,teh, tangan, tamu, tali, sisi, sepatu, wong, bulan, mata,

Ø Nomina Denominal

Nominal denominal yang d.temukan pada data, terdin dari beberapa kategori morfologis. Semuanya terbentuk dengan denvasi, berpangkal pada nomina dasar, yakni:

Ø Kategori D-an.’

Kategori ini menyatakan makna ‘daerah/wilayah/komplek/kurnpulan sesuatu yang tersebut pada pangkal pembentukan’. Contoh: pakaian,

Ø Kategori D-an”

Kategori ini menyatakan makna ‘hasil’. Contoh: ikatan, sebutan

Ø Kategori se-D

Kategori ini menyatakan makna ’satu”. Contoh: sebatangkara

Ø Kategori D-D1-an

Kategori ini menyatakan makna ’seperti’. Contoh: orang-orangan

Ø Kategori per-D-an’

Kategori ini menyatakan makna “hal’ . Contoh: perhatian

Ø Kategori ke-D-an’

Kategori ini menyatakan makna “hal’ . Contoh:kesempatan

Ø Kategori pcng-D-an

Kategori ini menyatakan makna ‘proses’. Contoh: pengalaman

b. Nomina Transposisi

Dari data nomina transposisi tidak ditemukan dalam kartu kata


Read the rest of this entry -→

Berikut Dengan Detail Menjelaskan PRODUK Obat Kuat PASUTRI Legal, Herbal, Rekomendasi Boyke dan Co :

 

Kelas Kata, Kata AdalahSocialTwist Tell-a-Friend

Monday 11 May 2009

Constructivisme

Constructivism

Teori belajar Kontstruksi
merupakan teori-teori
yang
menyatakan bahwa siswa itu sendiri yang harus secara pribadi
menemukan dan menerapkan informasi kompleks, mengecek
informasi baru dibandingkan dengan aturan lama dan memperbaiki
aturan itu apabila tidak sesuai lagi.
Konstruktivisme lahir dari gagasan Jean Piaget dan Vigotsky
dimana keduanya menekankan bahwa perubahan kognitif hanya
terjadi jika konsepsi-konsepsi yang telah dipahami diolah melalui
suatu proses ketidakseimbangan dalam upaya memakai informasi-
informasi baru.

Hakikat dari teori konstruktivism adalah ide bahwa siswa harus
menjadikan informasi itu miliknya sendiri. Teori ini memandang siswa
secara terus menerus memeriksa informasi-informasi baru yang
berlawanan dengan aturan-aturan lama dan memperbaiki aturan-
aturan tersebut.

Salah satu prinsip paling penting adalah guru tidak dapat hanya
semata-mata memberikan pengetahuan kepada siswa, siswa harus
membangun pengetahuan di dalam benaknya sendiri., guru hanya
membantu proses ini dengan cara-cara mengajar yang membuat
informasi menjadi sangat bermakna dan sangat relevan bagi siswa
dengan memberikan kesimpulan kepada siswa untuk menerapkan
sendiri ide-ide dan mengajak siswa agar siswa menyadari dan secara
sadar menggali strategi-strategi mereka sendiri untuk belajar.

Pendekatan konstruktivism dalama pengajaran lebih menekankan pada pengajaran Top-Down daripada Bottom-Up. Top-Down berarti siswa mulai dengan masalah-masalah yang kompleks
untuk dipecahkan dan selanjutnya memecahkan atau menemukan (dengan bantuan guru) keterampilan-ketrampilan dasar yang diperlukan.

Constructivism dibagi tiga yaitu Zone of Proximal Development; Cognitive Apprenticeship;Scaffolding Zone of Proximal Development atau zona perkembangan
terdekat adalah ide bahwa siswa belajar konsep paling baik apabila konsep itu berada dalam zona perkembangan terdekat mereka.
2. Cognitive Apprenticeship, konsep lain yang diturunkan dari teori
Vygotsky menekankan pada dua-duanya hakikat sosial dari belajar dan zona perkembangan terdekat adalah pemagangan kognitif .
3. Scaffolding atau mediated learning, akhirnya teori Vygotsky menekankan bahwa scaffolding atau mediated learning atau dukungan tahap demi tahap untuk belajar dan pemecahan masalah sebagai suatu hal penting dalam pemikiran konstruktivism modern.
Prinsip-prinsip konstruktivisme telah banyak digunakan dalam pendidikan sains dan matematika. Prinsip-prinsip yang sering diambil dari konstruktivisme antara lain : (1) pengetahuan dibangun oleh siswa secara aktif; (2) tekanan proses belajar mengajar terletak pada siswa; (3) mengajar adalah membantu siswa belajar; (4) tekanan dalam proses belajar lebih pada proses dan bukan pada hasil belajar; (5) kurikulum enekankan pada partisipasi siswa; (6) guru adalah fasilitator.
10
Penulis menyarankan agar konstruktivisme ini digunakan
oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar bentuk yang bisa dilakukan
diantaranya konsep pembelajar mandiri (learner utonomy ), belajar
kelompok (cooperative learning).Guru hanya sebagai mediator,
selanjutnya siswa secara sendiri-sendiri maupun kelompok aktiv untu
memecahkan persoalan yang diberikan guru sehingga mereka dapat
membangun pengetahuan.

Read the rest of this entry -→

Berikut Dengan Detail Menjelaskan PRODUK Obat Kuat PASUTRI Legal, Herbal, Rekomendasi Boyke dan Co :

 

ConstructivismeSocialTwist Tell-a-Friend

Cognitivisme

Cognitivisme

Pandangan tentang teori belajar ini meliputi kemampuan atau mengatur kembali dari
susunan pengetahuan melalui proses kemanusiaan dan penyimpanan informasi. Pendapat Jean Piaget mengenai perkembangan proses belajar pada anak-anak adalah
sebagai berikut :
9
1. Anak mempunyai struktur mental yang berbeda dengan orang
dewasa. Mereka bukan merupakan orang dewasa dalam bentuk kecil, mereka mempunyai cara yang khas untuk menyatakan kenyataan dan untuk menghayati dunia sekitarnya. Maka
memerlukan pelayanan tersendiri dalam belajar. 2. Perkembangan mental pada anak melalui tahap-tahap tertentu menurut suatu urutan yang sama bagi semua orang.
3. Walaupun berlangsungnya tahap-tahap perkembangan itu melalui suatu urutan tertentu, tetapi jangka waktu untuk berlatih dari satu tahap ke tahap yang lain tidaklah selalu sama pada setiap anak.

4. Perkembangan mental anak dipengaruhi oleh 4 faktor, yaitu :
a. kemasakan
b. pengalaman
c. interaksi social
d. equilibration (proses dari ketiga faktor diatas bersama-
sama untuk membangun dan memperbaiki struktur
mental)

Piaget membagi 4 tingkat perkembangan kemampuan otak untuk
berpikir mengembangkan pengetahuan (cognitif) :
1. Sensor motor (umur 2 tahun)
2. Pre Oprasional (umur 2-7 tahun)
3. Konkret Oprasional (umur 7-11 tahun)
4. Format Oprasional (umur 11 tahun ke atas)
Skema sensor adalah prilaku terbuka yang bersifat jasmaniah
yang tersusun secara sistematis dalam diri bayi/anak yang merespon
lingkungan. Sedangkan skema kognitif adalah tatanan tingkah laku
untuk memahami dan menyimpulkan lingkungan yang direspon.

Ada dua macam kecakapan kognitif siswa yang amat perlu
dikembangkan segera, khususnya oleh guru, yakni :
1. Strategi belajar memahami isi materi pelajaran
2. Strategi meyakini arti penting isi materi pelajaran dan aplikasinya serta menyerap pesan-pesan moral yang terkandung dalam materi pelajaran Teori Piaget ini beberapa hal dapat dibenarkan. Namun juga ada perkecualian bahwa ada anak pada level usia sama tapi kognisinya berbeda.

Pada usia 7 – 11 anak-anak sudak bisa menggunakan logika,
siswa mudah belajar jika konsep pelajaran konkrit, jangan abstrak.
Misalnya menghitung dengan bantuan jari-jari tangan.

Tapi sayang di Indonesia untuk pendidikan setingkat Sekolah Dasar, siswa diarahkan
pada belajar abstrak. Akibatnya pelajaran tidak membekas di memori anak, justru saat ini sedang trend diluar jam pelajaran anak-anak kursus matematika dengan bantuan sempoa. Peralatan ini akan memudahkan anak belajar, dan hasil pelajaran akan tersimpan lama dalam memori anak. Rupanya ada kesenjangan dalam belajar antara
dunia SD dengan dunia kursus, padahal untuk setingkat SD belajar
konkrit sangat bagus untuk perkembangan kognisi siswa. Untuk itu
para praktisi pendidikan perlu juga menyimak model belajar Dr. Maria
Montessari yang menggunakan metode belajar konkrit dengan
bantuan alat-alat belajar.

Read the rest of this entry -→

Berikut Dengan Detail Menjelaskan PRODUK Obat Kuat PASUTRI Legal, Herbal, Rekomendasi Boyke dan Co :

 

CognitivismeSocialTwist Tell-a-Friend

Behaviourisme

Behaviourisme

Tokoh utama aliran ini adalah J.B. Watson. Watson membaca karya
Pavlov dia merasa mendapatkan model yang cocok untuk
pendiriannya, untuk menjelaskan tingkah laku manusia.
* Classical conditioning (Ivan Petrovich Pavlov 1849):1936):
Assosiative Learning
Teori ini dikemukkan oleh Pavlov yang kemudian dipelopori oleh
Guthric, Skinner yang berhaluan behavioris. Pavlov mengadakan
eksperimen disebut Condition reflex karena yang dipelajari gerakan
otot sederhana yang secara otomatis bereaksi terhadap suatu
perangsang tertentu. Reflex dapat ditimbulkan oleh perangsang yang
lain yang dahulunya tidak menimbulkan reflex tadi.
Kesimpulan Pavlov:
3
Pertanda /signal dapat memainkan peranan penting alam adaptasi
hewan terhadap sekitarnya. Reaksi mengeluarkan air liur pada anjing
karena mengamati pertanda mula mula disebut reflek bersyarat
(conditional reflex/CR). Pertanda atau signal disebut perangsang
bersyarat (Conditioned Stimulus/CS). Makanan disebut perangsang tak
bersyarat (Unconditioned Stimulus/US). Sedangkan keluarnya air liur
karena makanan disebut refleks tak bersyarat (Unconditioned
reflex/UR).

Teori ini menekankan bahwa belajar terdiri atas pembangkitan
respons dengan stimulus yang pada mulanya bersifat netral atau tidak
memadai. Melalui persinggungan (congruity) stimulus dengan respos,
stimulus yang tidak memadai untuk menimbulkan respons tadi
akhirnya mampu menimbulkan resposns.
4
Implikasi teori belajar ini dalam pendidikan adalah :
5
1. Tingkah laku guru mengharapkan murid menghafal secara
mekanis/otomatis
2. Verbalitis karena tingkah laku mechanistis dan reflektif.
3. Guru tersebut membiasakan muridnya dengan latihan
4. Sekolah D (duduk), tidak ada inisiatif karena perasaan, pikiran
tak mengarahkan tingkah laku
5. Guru hanya memberi tugas tanpa disadari oleh muridnya
6. Guru tidak memperhatikan individual differences
7. Guru menggunakan “learning by parts” sampai tak ada
hubungan
8. Guru menyuapi murid saja dan murid menerima yang diolah
guru, jadi guru aktif.

Hal ini terjadi karena (menurut teori belajar contioning) :
a. Terbentuknya tingkah laku sangat sederhana dan mekanistis
reflektif
b. Peranan perasaan, kemauan, pikiran, kepribadian tak
mengarahkan tingkah laku. Jadi manusia saja
c. Tak sanggup menganalisa tingkah laku yang kompleks dimana
tenaga rohani sebagai pendorong.
d. Terbentuknya tingkah laku karena habis formation.
Assosiative Learning
6
Pada hakikatnya perkembangan adalah proses asosiasi bagi para
ahli aliran ini yang primer adalah bagian-bagian ada lebih dulu
sedangkan keseluruhan ada lebih kemudian. Bagian itu terikat satu
sama lain menjadi suatu keseluruhan oleh asosiasi.
Salah satu tokoh aliran asosisasi adalah John Locke. Locke
berpendapat bahwa pada permulaannya jiwa anak itu adalah bersih
semisal selembar kertas putih. yang kemudian sedikit demi sedikit
terisi oleh pengalaman atau empiris.

Dalam hal ini Locke membedakan adanya dua macam pengalaman , yaitu:
1. Pengalaman luar, yaitu pengalaman yang diperoleh dengan melalui panca indera yang menimbulkan “sensation” 2. Pengalaman dalam, yaitu pengalaman mengenai keadaan dan
kegiatan batin sendiri yang menimbulkan “reflexions”. Kesan “sensation dan reflexions” merupakan pengertian yang sederhana (simple ideas) Yang kemudian dengan asosiasi
membentuk pengertian yang kompleks (Complex ideas).

Aliran asosiasi ini meninggalkan sejarah , tetapi dalam lapangan
pendidikan masih ada yang menjalankan, misalnya mengajar membaca dan menulis secara sintetis, metode menggambar secara sintetis. Praktik belajar seperti dalam teori ini masih digunakan terutama ditingkat pendidikan dasar dan sekolah agama atau di pesantren-
pesantren. Murid diberi drill, praktik, pengulangan dan kejadian- kejadian sesuai teori ini. Belajar asosiasi dimana urutan-urutan kata-kata tertentu berhubungan sedemikian rupa terhadap obyek-obyek, konsep-konsep, atau situasi sehingga bila kita menyebut yang satu
cenderung menyebut yang lain.

Misalnya ayah berasosiasi dengan Ibu, kursi dengan meja. Jika digunakan untuk model pembelajaran sekarang masih relevan tentu dengan paradigma baru misalnya menerangkan dengan mode, gambar dan demostrasi.
* The Law Of Effect (Edward L.Thorndike;1874-1949) : S-R
Theory

Thorndike berpendapat , bahwa yang menjadi dasar belajar ialah
asosiasi antara kesan panca indra (sense impression) dengan impulse
untuk bertindak (impulse to action). Bentuk belajar oleh Thorndike disifatkan dengan “Trial and Error learning” atau “learning by selecting and connecting” . Belajar berlangsung 3 hukum (1) law of readiness; (2) law of exercise; (3) law of effect Law of effect ini menunjukkan kepada makin kuat atau makin lemahnya hubungan sebagai akibat daripada hasil respon yang
dilakukan .

Apabila suatu hubungan atau koneksi disebut dan ditandai atau diikuti oleh keadaan yang memuaskan , maka kekuatan hubungan itu akan bertambah, sebaliknya apabila suatu koneksi
dibuat dan disertai atau diikuti oleh keadaan yang tidak memuaskan, maka kekuatan hubungan itu akan berkurang.
7
Dalam Law of effect,
segala tingkah laku yang mengakibatkan keadaan yang menyenangkan akan diingat. Dan tingkah laku yang menyenangkan mudah untuk dipelajari begitu pula sebaliknya.
Thorndike berkesimpulan bahwa belajar adalah hubungan antara stimulus dan respons. Itulah sebabnya teori ini disebut SR Bond Theory atau S-R Psycology of Learning” atau S-R Theory disebut juga teori “Trial and Error Learning” Berdasarkan teori belajar tersebut , maka implikasinya bagi dalam pendidikan sebagai berikut :
8
1. Tak memperhatikan individual differences.
2. Kadang-kadang lupa akan tujuan pokok, karena terlalu
memperhatikan alat (reward) 3. Biasanya yang berhasil adalah murid yang struggle untuk
menerima hadiah (reward)

Hal ini didasarkan pada pendapat teori diatas :
1. Manusia belajar karena kepuasan untuk memperoleh
ganjaran
2. Tingkah laku terbentuk karena hasil trial & error dan law of
effect
3. Yang dilakukan seseorang disebabkan kesenangan sehingga
berlangsung secara otomatis conditioning.
Praktik belajar seperti cocok digunakan untuk memotivasi siswa
dengan pemberian hadiah/ganjaran/reward. Namun penggunaannya
hanya saat-saat tertentu dan dalam keadaan yang memungkinkan.
Sebab jika dilakukan terus menerus siswa cenderung mau belajar

karena akan memperoleh reward, lalu kalau reward ditiadakan siswa
apakah masih mau belajar. Segala yang menyenangkan (law of effect) akan diingat oleh siswa dan akan mudah dipelajari oleh siswa, maka berdasarkan teori ini guru harus mampu menciptakan suasana belajar mengajar yang menyenangkan. Guru harus mampu membuat pelajaran matematika yang menyeramkan menjadi yang menyenangkan.

*Operant conditioning (Baron. F. Skinnner; 1904 –1990) :
Reward & Punishment (Positive and Negative reinforcement) Sebagaimana tokoh behavour lainnya, Skinner juga memikirkan tingkah laku sebagai hubungan antara perangsang dan response, hanya saja Skinner membedakan dua macam response : (1) responden response (reflextive response), yaitu respon yang ditimbulkan oleh perangsang-perangsang
tertentu, Perangsang demikian disebut eliciting stimuli, menimbulkan respose yang relatif
sama; dan (2) Operant response (instrumental response) yaitu response yang timbul dan berkembangnya diikuti oleh perangsang-perangsang tertentu.

Perangsang demikian disebut reinforcing stimuli atau reinforcer karena perangsang-perangsang tersebut memperkuat response yang telah dilakukan oleh organisme. Implikasi dalam dunia pendidikan dari teori ini : 1. Anak yang telah belajar akan menjadi giat belajar jika mendapat
hadiah 2. Hadiah yang diberikan kepada siswa tidak harus berupa barang 3. Inovasi Pengajaran sebagian besar disusun berdasarkan teori Skinner, yaitu memberikan dasar teknologi pendidikan yang banyak digunakan di Indonesia seperti PPSI, modul dan
pengajaran tuntas.

Teori ini belajar ini cocok untuk pendidikan modern dengan menggunakan inovasi-inovasi baru misalnya belajar model konferensi dengan bantuan komputer yang saling berhubungan (internet) sehingga dapat meningkatkan Operan response siswa menjadi lebih intensif/kuat. Teori ini masih berkembang di Amerika, tentu saja untuk Indonesia juga masih sangat cocok.


Read the rest of this entry -→

Berikut Dengan Detail Menjelaskan PRODUK Obat Kuat PASUTRI Legal, Herbal, Rekomendasi Boyke dan Co :

 

BehaviourismeSocialTwist Tell-a-Friend

Wednesday 6 May 2009

Pendidikan Di Indonesia

Pendidikan Di Indonesia
Jika kita berbicara akan pendidikan, tidak terlepas dari peran pemerintah sebagai payung dan penegak akan UUD kependidikan.

Sekarang realita pendidkan di indonesia sudah sangat jauh dari negara yang dulu pernah dijadikan rujukan ilmu pendidikan. Kita contohkan malaysia. Dulu malaysia, mencari ilmu ke indonesia. Sekarang apa masih ada negara tetangga itu mencari di indonesia seperti dulu.

Apa lagi ditambah adanya mafia-mafia pendidikan. Setiap akan mengambil keputusan menganai peraturan pendidikan, selalu menunai konflik. Seperti halnya BHP.
Apalagi sekarang pendidikan di indonesia ada undang-undangnya.

UAS, UAN ujian akhir semester atau ujian akhir negara, selalu dijadikan patokan. Sedangkan kualitas guru tidak menjadi patokan. Negara menghambur-hamburkan uang demi rakyat katanya. Sidang sebentar saja, sudah berapa juta uang yang harus dikeluarkan.

Sungguh ironis. Itu belum lagi Angggota dewan yang gak mau hadir, karena alasan ada undangan atau apa kek... Gak tau malu mereka yang katanya mengaku sebagai wakil rakyat, tapi gak merakyat.

Mari kini saatnya kita mampu membawa pendidikan kita menuju ke pendidikan yang mendidik.

Selamat Belajar


Read the rest of this entry -→

Berikut Dengan Detail Menjelaskan PRODUK Obat Kuat PASUTRI Legal, Herbal, Rekomendasi Boyke dan Co :

 

Pendidikan Di IndonesiaSocialTwist Tell-a-Friend

Wednesday 8 April 2009

Media Visual

MEDIA VISUAL

1. Media yang tidak diproyeksikan

1. Media realia adalah benda nyata. Benda tersebut tidak harus dihadirkan di ruang kelas, tetapi siswa dapat melihat langsung ke obyek. Kelebihan dari media realia ini adalah dapat memberikan pengalaman nyata kepada siswa. Misal untuk mempelajari keanekaragaman makhluk hidup, klasifikasi makhluk hidup, ekosistem, dan organ tanaman.
2. Model adalah benda tiruan dalam wujud tiga dimensi yang merupakan representasi atau pengganti dari benda yang sesungguhnya. Penggunaan model untuk mengatasi kendala tertentu sebagai pengganti realia. Misal untuk mempelajari sistem gerak, pencernaan, pernafasan, peredaran darah, sistem ekskresi, dan syaraf pada hewan.
3. Media grafis tergolong media visual yang menyalurkan pesan melalui simbol-simbol visual. Fungsi dari media grafis adalah menarik perhatian, memperjelas sajian pelajaran, dan mengilustrasikan suatu fakta atau konsep yang mudah terlupakan jika hanya dilakukan melalui penjelasan verbal. Jenis-jenis media grafis adalah:

1) gambar / foto: paling umum digunakan

2) sketsa: gambar sederhana atau draft kasar yang melukiskan bagian pokok tanpa detail. Dengan sketsa dapat menarik perhatian siswa, menghindarkan verbalisme, dan memperjelas pesan.

3) diagram / skema: gambar sederhana yang menggunakan garis dan simbol untuk menggambarkan struktur dari obyek tertentu secara garis besar. Misal untuk mempelajari organisasi kehidupan dari sel samapai organisme.

4) bagan / chart : menyajikan ide atau konsep yang sulit sehingga lebih mudah dicerna siswa. Selain itu bagan mampu memberikan ringkasan butir-butir penting dari penyajian. Dalam bagan sering dijumpai bentuk grafis lain, seperti: gambar, diagram, kartun, atau lambang verbal.

5) grafik: gambar sederhana yang menggunakan garis, titik, simbol verbal atau bentuk tertentu yang menggambarkan data kuantitatif. Misal untuk mempelajari pertumbuhan.



2. Media proyeksi

1. Transparansi OHP merupakan alat bantu mengajar tatap muka sejati, sebab tata letak ruang kelas tetap seperti biasa, guru dapat bertatap muka dengan siswa (tanpa harus membelakangi siswa). Perangkat media transparansi meliputi perangkat lunak (Overhead transparancy / OHT) dan perangkat keras (Overhead projector / OHP). Teknik pembuatan media transparansi, yaitu:

- Mengambil dari bahan cetak dengan teknik tertentu

- Membuat sendiri secara manual

2. Film bingkai / slide adalah film transparan yang umumnya berukuran 35 mm dan diberi bingkai 2X2 inci. Dalam satu paket berisi beberapa film bingkai yang terpisah satu sama lain. Manfaat film bingkai hampir sama dengan transparansi OHP, hanya kualitas visual yang dihasilkan lebih bagus. Sedangkan kelemahannya adalah beaya produksi dan peralatan lebih mahal serta kurang praktis. Untuk menyajikan dibutuhkan proyektor slide.


Read the rest of this entry -→

Berikut Dengan Detail Menjelaskan PRODUK Obat Kuat PASUTRI Legal, Herbal, Rekomendasi Boyke dan Co :

 

Media VisualSocialTwist Tell-a-Friend

Tuesday 10 March 2009

Model VAK

Model VAK 
Written by Dita Maulina  

Sebenarnya sejak awal 1900 para ilmuwan pendidikan dan psikologi membuat berbagai penelitian yang mengungkapkan tentang cara manusia menyerap berbagai informasi. Hasil penelitian dari berbagai generasi selama satu abad ini, mengetengahkan berbagai model tentang perbedaan individual dalam menyerap dan merespon informasi atau yang sekarang lebih dikenal dengan gaya belajar. Cara yang berbeda dari setiap orang dalam menyerap (merespon) dan menerapkan suatu stimulus merupakan salah satu indikasi adanya individual differences (perbedaan setiap individu).

Dari semua model gaya belajar, model Visual-Auditory-Kinesthetic (VAK) merupakan model gaya belajar yang paling banyak dibicarakan.Gaya belajar VAK menggunakan tiga macam sensori dalam menerima informasi, penglihatan, pendengaran dan gerak, ketiganya ini diidentifikasikan sebagai jenis gaya belajar. Semua orang menggunakan ketiganya fungsi sensoriknya untuk menangkap informasi, namun untuk kebanyakan orang ada satu gaya belajar yang dominan, yang merupakan cara terbaik memperoleh informasi. Untuk beberapa orang yang lain mempunyai gaya belajar kombinasi, atau bahkan seimbang untuk ketiga kemampuannya.

Hal inilah yang menjadi dasar sebagian pendapat yang menyatakan bahwa gaya belajar ini bukanlah suatu yang permanen, hanya suatu kecenderungan. Untuk situasi dan kondisi yang berbeda, bisa saja menuntut seseorang untuk menggunakan satu gaya belajar atau kombinasi dari beberapa gaya belajar. 

Secara sederhana, bisa dikatakan gaya belajar adalah proses sepanjang hidup. Dalam tahapannya dapat digambarkan sebagai berikut:

Umur 2-7 tahun cenderung menggunakan gaya belajar kinestetik (learning by doing)
Umur 8-14 tahun cenderung menggunakan gaya belajar visual (learning by seeing)
Umur 15 tahun hingga kuliah cenderung menggunakan gaya belajar auditory (learning by hearing)

Pada umumnya tes untuk menentukan gaya belajar seseorang bisa dilakukan oleh seorang psikolog, melalui konsultasi dan beberapa tes dapat ditentukan kecenderungan gaya belajar seseorang. Namun hal itu bisa juga dilakukan sendiri. Sudah mulai banyak situs-situs internet yang menyediakan alat tes untuk membantu identifikasi gaya belajar seseorang, diantaranya adalah:

http://www.vark-learn.com/english/index.asp
http://www.engr.ncsu.edu/learningstyles/ilsweb.html
http://www.learning4liferesources.com/learning_style.html


Read the rest of this entry -→

Berikut Dengan Detail Menjelaskan PRODUK Obat Kuat PASUTRI Legal, Herbal, Rekomendasi Boyke dan Co :

 

Model VAKSocialTwist Tell-a-Friend

Perkembangan Bahasa Anak

Perkembangan Bahasa Anak 
Written by Dita Maulina  

Pada tahun 1799, seorang anak laki-laki yang telanjang terlihat sedang berlari melalui pepohonan di Perancis. Victor, nama anak laki-laki itu, ditangkap ketika ia berusia kira-kira 11 tahun. Diyakini ia telah hidup di alam liar itu sekurang-kurangnya 6 tahun. Ia disebut “Wild Boy of Aveyron” (Lane, 1976). Ketika ditemukan, ia sama sekali tidak berupaya untuk berkomunikasi. Bahkan setelah bertahun-tahun ia tidak pernah bisa belajar berkomunikasi secara efektif. 
  
Kasus yang serupa terjadi pada tahun 1970 di Amerika, dimana seorang anak perempuan berusia 13 tahun bernama Genie, seumur hidupnya terisolasi, sehingga ia tidak dapat berkomunikasi. Bahkan butuh empat tahun hingga ia bisa berbicara dengan dua atau tiga kata terangkai.


Walau terjadi pada era yang berbeda, namun dua peristiwa di atas merupakan sejarah penting bagi perkembangan ilmu bahasa, terutama yang membahas tentang bahasa anak. Ada tiga faktor paling signifikan yang mempengaruhi anak dalam berbahasa, yaitu biologis, kognitif dan lingkungan.

Evolusi biologi menjadi salah satu landasan perkembangan bahasa. Mereka menyakini bahwa evolusi biologi membentuk manusia menjadi manusia linguistik. Noam Chomsky (1957) meyakini bahwa manusia terikat secara biologis untuk mempelajari bahasa pada suatu waktu tertentu dan dengan cara tertentu. Ia menegaskan bahwa setiap anak mempunyai language acquisition device (LAD), yaitu kemampuan alamiah anak untuk berbahasa. Tahun-tahun awal masa anak-anak merupakan periode yang penting untuk belajar bahasa (critical-period). Jika pengenalan bahasa tidak terjadi sebelum masa remaja, maka ketidakmampuan dalam menggunakan tata bahasa yang baik akan dialami seumur hidup. 

Selain itu adanya periode penting dalam mempelajari bahasa bisa dibuktikan salah satunya dari aksen orang dalam berbicara. Menurut teori ini jika orang berimigrasi setelah berusia 12 tahun kemungkinan akan berbicara bahasa Negara yang baru dengan aksen asing pada sisa hidupnya, tetapi kalau orang berimigrasi sebagai anak kecil, aksen akan hilang ketika bahasa baru akan dipelajari (Asher & Gracia, 1969).

Faktor kognitif individu merupakan satu hal yang tidak bisa dipisahkan pada perkembangan bahasa anak. Para ahli kognitif juga menegaskan bahwa kemampuan anak berbahasa tergantung pada kematangan kognitifnya (Piaget,1954). Tahap awal perkembangan intelektual anak terjadi dari lahir-2 tahun, pada masa itu anak mengenal dunianya melalui sensasi yang didapat dari inderanya dan membentuk persepsi mereka akan segala hal yang berada di luar dirinya. Misalnya, sapaan lembut dari ibu/ayah ia dengar dan belaian halus, ia rasakan, kedua hal ini membentuk suatu simbol dalam proses mental anak. Perekaman sensasi nonverbal (simbolik) akan berkaitan dengan memori asosiatif yang nantinya akan memunculkan suatu logika.

Bahasa simbolik itu merupakan bahasa yang personal, dan setiap bayi pertama kali berkomunikasi dengan orang lain menggunakan bahasa simbolik. Sehingga sering terjadi hanya ibu yang mengerti apa yang diinginkan oleh anaknya dengan melihat/mencermati bahasa simbol yang dikeluarkan oleh anak. Simbol yang dikeluarkan anak dan dibahasakan oleh ibu itulah yang nanti membuat suatu asosiasi, misalnya saat bayi lapar, ia menangis dan memasukkan tangan ke mulut, dan ibu membahasakan, “lapar ya.. mau makan?” Kondisi perut lapar dan kata 'makan' akan membentuk asosiasi di anak, yang suatu saat akan keluar ucapan anak, seperti “Mau makan” jika ia sudah lapar.

Sementara itu, di sisi lain proses penguasaan bahasa tergantung dari stimulus dari lingkungan luar. Pada umumnya anak diperkenalkan bahasa sejak awal perkembangan mereka, salah satunya disebut motherse, yaitu cara ibu atau orang dewasa anak belajar bahasa melalui proses imitasi dan perulangan dari orang-orang di sekitarnya.  
Bahasa pada bayi berkembang melalui beberapa tahapan umum:
mengoceh (3-6 bulan)
kata pertama yang dipahami (6-9 bulan)
instruksi sederhana yang dipahami (9-12 bulan)
kata pertama yang diucapkan (10-15 bulan)
penambahan dan penerimaan kosa kata (lebih dari 300 kata pada usia 2 tahun). 
tiga tahun ke depan kosa kata akan berkembang lebih pesat lagi 

Pengenalan bahasa yang lebih dini dibutuhkan untuk memperoleh ketrampilan bahasa yang baik. Tiga faktor diatas saling mendukung untuk menghasilakn kemampuan berbahasa. Peristiwa yang terjadi pada Viktor dan Genie dalam berkomunikasi dikarenakan mereka besar dalam keterasingan sosial selama bertahun-tahun. Walaupun mereka bisa bersuara, namun suara tanpa arti, karena kurangnya kontribusi lingkungan dan perkembangan intelektual yang tidak maksimal.

Daftar Pustaka 
Santrock, John W. (1995) Life Span Development (Edisi Kelima), University of Texas, Dallas
Purwo, Bambang Kaswanti. (1990), Pertemuan Linguistik Lembaga Bahasa Atma Jaya 3, Universitas Atma Jaya, Jakarta


sekolahrumah.com


Read the rest of this entry -→

Berikut Dengan Detail Menjelaskan PRODUK Obat Kuat PASUTRI Legal, Herbal, Rekomendasi Boyke dan Co :

 

Perkembangan Bahasa AnakSocialTwist Tell-a-Friend

Monday 23 February 2009

Puzzle Domino Untuk Pembelajaran Pecahan

Permainan "Puzzle Domino" Untuk Pembelajaran Pecahan
Mendengar kata DOMINO pikiran kita akan langsung tertuju pada kartu permainan dengan bulatan-bulatan merah berjumlah 1-6. Biasanya kita menggunakan domino untuk bermain sambil mengisi waktu luang.

Tetapi tidak bagi ibu Juliati, Guru kelas III dari SD Songgokerto III Batu. Domino dimodifikasi dan digunakan sebagai media bagi pembelajaran pecahan pada siswa kelas III SD. Dan mengantarkan Ibu Juli sebagai JUARA I lomba KREATIVITAS GURU SAINS DAN MATEMATIK tingkat Jawa Timur. Selamat untuk Bu Juli.

Layaknya permainan domino, Ibu Juli memodifikasi bulatan-bulatan domino, dan inilah contohnya:
Aturan permainan dalam pembelajaran ini adalah:

1.

Pembelajaran pecahan-pecahan yang ekivalen. Siswa memasangkan gambar dengan angka atau angka dengan angka atau gambar dengan gambar yang senilai atau ekivalen.

2.

Pembelajaran perbandingan dua pecahan yang nilainya berbeda lebih besar. Siswa memasangkan suatu gambar dengan angka atau angka dengan angka atau gambar dengan gambar yang nilainya lebih besar.

3.

Pembelajaran perbandingan dua pecahan yang nilainya berbeda lebih kecil. Aturan permainannya yaitu siswa memasangkan suatu gambar dengan angka atau angka dengan angka atau gambar dengan gambar yang nilainya lebih kecil.



Dengan menggunakan media domino yang dimodifikasi menjadi puzzle ini ternyata murid-murid kelas III menjadi lebih mudah memahami konsep pecahan. Siswa-siswa juga merasa senang karena mereka dapat belajar melalui bermain.



IlmuSains.com

Read the rest of this entry -→

Berikut Dengan Detail Menjelaskan PRODUK Obat Kuat PASUTRI Legal, Herbal, Rekomendasi Boyke dan Co :

 

Puzzle Domino Untuk Pembelajaran PecahanSocialTwist Tell-a-Friend

Pembelajaran yang Mengaktifkan Siswa

Contextual Learning
PAKEM : Pembelajaran yang Mengaktifkan Siswa








Petani Tulungrejo Menjadi Mitra GuruPembelajaran dengan memanfaatkan ahli/pakar secara langsung telah dilakukan di SDN Tulungrejo 04, Bumiaji, Kota Batu. Model yang dikembangkan oleh Ibu Prihastutik adalah menjalin kemitraan dengan petani dalam mengelola pembelajaran tentang perkembangbiakan tumbuhan secara vegetatif di Kelas VI. Para petani, yang terdiri dari petani apel, strawberi, kentang, bawang merah, dan jamur, terlibat langsung sebagai "guru". Jadi selain ikut mengajar, para petani juga ikut memberi penilaian.

Tenyata dengan model ini siswa belajar sangat antusias dan penuh semangat. Mereka dapat mencapai kompetesi baik dari aspek pemahaman konsep maupun kerja ilmiah. Berikut adalah komentar para petani: "ini adalah pengalaman pertama menjadi guru", "kami sangat senang", "Setiap saat anak boleh datang ke sini", "apakah saya memberi nilai terlalu pelit?".

Tentu yang paling berbahagia atas keberhasilan dari pembelajaran ini adalah Ibu Prihastutik. Karena model pembelajaran ini telah mengantarkan Ibu Tutik menjadi Juara III Lomba KREATIVITAS SAINS DAN MATEMATIK Tingkat Jawa Timur. Selamat! Siapa lagi yang akan menyusul untuk menjadi guru yang kreatif ???

IlmuSains.com
====================


Read the rest of this entry -→

Berikut Dengan Detail Menjelaskan PRODUK Obat Kuat PASUTRI Legal, Herbal, Rekomendasi Boyke dan Co :

 

Pembelajaran yang Mengaktifkan SiswaSocialTwist Tell-a-Friend

Saturday 24 January 2009

Agenda Reformasi Sistem Pendidikan Nasional


Menyegarkan Kembali Sisdiknas; Untuk Membangun Civil Society dan Demokrasi

Topik: Agenda Reformasi Sistem Pendidikan Nasional

Artikel:
Semenjak awal, founding fathers bangsa ini sudah menanamkan semangat, tekad dan political will untuk memperjuangkan keadilan bagi seluruh warga negara, termasuk di dalamnya untuk memperoleh hak pendidikan yang layak dan mumpuni. Cita-cita luhur ini kemudian dituangkan ke dalam rumusan mukaddimah UUD 1945, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan menjadi salah satu dasar negara pada sila ke lima Pancasila, berupa keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Dengan landasan fundamental dan legitimasi konstitusional tersebut, melalui UUSPN nomor 2 tahun 1989, pemerintah selanjutnya lebih memperluas cakupan makna dan muatannya ke dalam rumusan tujuan pendidikan nasional, yaitu: "Mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan YME dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyar akatan dan kebangsaan" (UUSPN Ps. 4).

Landasan konstitusional tersebut, dalam praktiknya, sebagaimana sudah termuat dalam UUSPN No. 2 Tahun 1989, tidak harus melulu ditempuh melalui jalur formal secara berjenjang (hierarchies), yang dilaksanakan mulai dari Pendidikan Pra-Sekolah (PP. No. 27 Tahun 1990), Pendidikan Sekolah Dasar (PP. No. 28 Tahun 1990), Pendidikan Sekolah Menengah (PP. No. 29 Tahun 1990) dan Pendidikan Perguruan Tinggi (PP. No. 30 Tahun 1990), akan tetapi juga mengabsahkan pelaksanaan pendidikan secara non-formal dan in-formal (pendidikan luar sekolah), yang basisnya diperkuat mulai dari pendidikan di lingkungan keluarga, masyarakat dan lembaga-lembaga pendidikan swasta.

Meski SPN (Sistem Pendidikan Nasional) cukup longgar dalam menerapkan peraturan dalam pelaksanaan pendidikan, tapi satu pertanyaan yang barangkali akan membutuhkan kepedulian dan keseriusan dari semua fihak sebagai warga negara adalah, benarkah 'semangat keadilan' (spirit of justice) yang selama ini tertuang dalam UUD '45, sebagai landasan negara dan Sistem perundang-undangan Pendidikan Nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, sudah terwujud dan dirasakan dampak positifnya bagi semua lapisan masyarakat, tanpa adanya pengaruh dari perbedaan status sosial dan ekonomi? Belum lagi pertanyaan lain; Apakah putra bangsa yang hanya mengenyam pendidikan luar sekolah yang tidak pernah memasuki pendidikan sekolah (formal dan berjenjang) atau bahkan mereka yang sama sekali tidak pernah mengenyam dunia pendidikan, mempunyai kesempatan yang sama untuk memasuki dunia kerja (pasar tenaga kerja)? Seperti besarnya kesempatan saudara-saudara mereka yang secara backgaround status sosial dan ekonominya memungkinkan untuk memasuki pendidikan formal, sehingga mereka mempunyai kesempatan dan akses yang lebih luas untuk memasuki dunia kerja.

Pendidikan: Agenda Prioritas Bangsa
Pada kenyataannya, di tengah masyarakat seringkali terdengar keluhan yang menyayangkan kenapa pendidikan-dalam pengertian formal dan berjenjang-sangat mahal, sehingga sering tidak terjangkau oleh mereka. Akibatnya, tidak banyak anggota masyarakat yang 'beruntung', bisa menikmati jalur pendidikan formal dan dapat mengakses pasar dunia kerja yang semakin kompetitif. Bagi kebanyakan warga masyarakat kita yang status sosial dan ekonominya di bawah garis kemiskinan (baca: menengah ke bawah, terlebih pada level grassroot) pendidikan (sekolah) merupakan barang mahal dan barangkali termasuk barang mewah (tersier, lux). Jangankan untuk membiayai pendidikan anak-anaknya, untuk mencukupi kebutuhan primer pun (sembako) terkadang mereka terpaksa harus gali lobang-tutup lobang, hutang ke sana ke mari, dan tragisnya terkadang hanya bisa makan nasi satu kali dalam sehari.

Narasi penderitaan mayoritas masyarakat bangsa ini, setelah sekian lama bukannya semakin mengindikasikan tanda-tanda perbaikan dan perubahan nasib ke arah yang lebih baik, malah dalam beberapa tahun belakangan mereka semakin terpuruk dan menderita kemiskinan serta kebodohan yang berkepanjangan. Hempasan krisis moneter yang dimulai pada medio akhir 97-an, yang kemudian menggiring bangsa ini ke dalam lembah krisis multidimensional, sangat besar pengaruhnya terhadap semakin menyempitnya ruang kesempatan dan peluang mayoritas masyarakat menengah ke bawah untuk memperoleh pendidikan yang layak dan memadai. Sementara pendidikan merupakan hak bagi setiap warga negara, tanpa adanya pembedaan status sosial dan ekonominya, tanpa memandang apakah dia miskin atau kaya, di desa ataupun di kota serta anak pejabat atau anak gembala sekalipun.

Merangkai sederetan penderitaan sebagaian besar masyarakat, memang tidak pernah akan selesai, malah hanya akan memperpanjang daftar masalah (list problem) bangsa ini, tapi belum tentu akan-dengan serta-merta-dapat menyelesaikan persoalan. Namun demikian, kepedulian terhadap realitas kebangsaan, terutama mengenai keterpurukan dunia pendidikan, setidaknya akan menyembulkan kesadaran bagi semua elemen bangsa, bahwa betapa agenda kebangsaan terakbar saat ini lokusnya terletak pada dunia pendidikan. Selanjutnya dengan modal kesadaran ini, semua elemen bangsa seharusnya mulai lebih serius untuk mencari problem solving-nya.

Mengatakan bahwa agenda kebangsaan terakbar terlertak pada pendidikan, bukanlah sesuatu yang tanpa alasan atau mengada-ada, melainkan didasarkan pada fakta bahwa seluruh sektor kehidupan bangsa merupakan concern sumber daya manusia (human resource) yang dihasilkan dari ouput dunia pendidikan. Ini artinya, bahwa bagaimanapun juga-disadari atau pun tidak- hanya melalui pintu atau saluran pendidikan lah bangsa kita diharapkan dapat bangkit dari keterpurukan krisis multidimensional, dan kemudian menata ulang (redesaigning) rancang-bangun kehidupan berbangsa, membangun karakter bangsa (character building) atas dasar kearifan dan identitas tradisi lokal dan melanjutkan estafet pembangunan bangsa (nation building), terlebih di era globalisasi yang menunjukkan semakin ketatnya kompetisi negara-negara di seluruh dunia.

Pendidikan: Modal Utama dalam Era Kompetisi Global
Globalisasi memprasyaratkan persiapan sumber daya manusia yang berkualitas (qualified human resource), tentunya dengan tingkat penguasaan sains dan tekhnologi yang mumpuni, terutama tekhnologi komunikasi, dan dengan pembekalan basic moralitas yang tergali dari kearifan tradisi-kultural dan nilai-nilai doktrinal agama yang kuat.

Tanpa itu semua, kehadiran bangsa kita yang sudah nyata-nyata berada di tengah pentas kompetisi global, hanya sekedar akan semakin menyengsarakan masyarakat lokal (nasional) dan menempatkan bangsa kita pada wilayah pinggiran (peripheral), hanya menjadi penonton dari hiruk-pikuknya percaturan negara-negara secara global di berbagai dimensi kehidupan. Lebih dari itu, ketidaksiapan bangsa kita dalam mencetak SDM yang berkualitas dan bermoral yang dipersiapkan untuk terlibat dan berkiprah dalam kancah globalisasi, menimbulkan ekses negatif yang tidak sedikit jumlahnya bagi seluruh masyarakat, baik secara politik, ekonomi maupun budaya. Di sinilah, sekali lagi, bahwa pendidikan menjadi agenda prioritas kebangsaan yang tidak bisa ditunda-tunda lagi untuk diperbaiki seoptimal mungkin.

Pendidikan merupakan bentuk dari investasi jangka panjang (long-term investmen), yaitu dengan mempersiapkan SDM yang berkualitas melalui saluran pendidikan. Artinya, untuk mempersiapkan SDM yang berkualitas di masa depan, sudah barang tentu masyarakat harus melakukan investasi sebesar-besarnya untuk peningkatan kualitas (proses dan hasil) dunia pendidikan.

Untuk berpartisipasi dalam berinvestasi dalam meningkatkan kualitas pendidikan, tentu membutuhkan pengeluaran dana (finance) yang tidak sedikit, sedangkan sebagian besar masyarakat kita, mayoritas masyarakat yang secara ekonomi dalam kategori menengah ke bawah, sehingga tidak memungkinkan untuk diharapkan kontribusinya secara maksimal. Lantas kalau sudah demikian, apa yang paling memungkinkan yang bisa kita perbuat untuk turut mencerdaskan kehidupan bangsa, mencetak SDM yang berkualitas dan memperkuat basis moral dan agama warga negara, terutama generasi mudanya, dalam kondisi yang sangat menyulitkan ini (krisis multidimensional) ?

Memperkuat Basis Civil Society dan Demokratisasi di Indonesia Melalui Dunia Pendidikan
Siapapun akan mengerutkan dahi, dipusingkan, ketika menyadari problem sebesar ini. Namun sebesar apapun masalah, bukan berarti tak ada penyelesaiannya. Pendidikan merupakan masalah bangsa, yang itu berarti menyangkut kepentingan seluruh elemen bangsa. Untuk menyelesaikan masalah bangsa, tentu saja membutuhkan keterlibatan, partisipasi aktif, dan keseriusan dari semua elemen bangsa. Demikian pula dengan problem keterpurukan pendidikan nasional, yang di dalamnya memuat upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, penanaman nilai-nilai (internalizing of values), serta moralalitas yang baik seluruh masyarakat Indonesia.

Pendidikan dengan demikian merupakan agenda besar yang tidak saja menjadi kewajiban pemerintah untuk menyelenggarakannya, melainkan pekerjaan yang membutuhkan keterlibatan dan partisipasi aktif dari semua elemen bangsa, tanpa terkecuali. Meski begitu, tidak kemudian masing-masing elemen bangsa dapat mengerjakan sendiri-sendiri secara terpisah (particular) dan terpe ncar (sporadic), justru pada saat seperti ini perlu adanya kerjasama, baik antar-elemen maupun antara elemen bangsa dengan pemerintah.

Pola kerja seperti ini kemudian meniscayakan adanya emansipasi, dan partisipasi aktif masyarakat yang lebih bersifat buttom-up (dari bawah ke atas), daripada yang berpola top-down (dari atas ke bawah) dan over-sentralistik, seperti yang pernah diterapkan pada zaman Orde Baru. Di samping itu, pola emansipatoris dalam menyelesaikan persoalan di seputar dunia pendidikan, membawa aura demokrasi dan mengindikasikan semakin menguatnya bangunan masyarakat sipil (civil society) di Indonesia.

Emansipasi dunia pendidikan, terlihat menemukan momentum yang tepat di Indonesia, terutama pasca lengsernya rezim Orde Baru yang selama lebih dari tiga dasawarsa berkuasa, pada kurun waktu '98-an. Praktis setelah itu, tuntutan perubahan yang datang dari masyarakat melalui saluran aksi demonstrasi mahasiswa dan NGO's tidak bisa terbendung lagi. Mencairnya kebekuan sistemik ototitarian dan terbukanya kran demokrasi di Indonesia, banyak berpengaruh terhadap adanya perubahan di berbagai sektor kehidupan di Indonesia, terutama mengenai perubahan revolusioner sistem pemerintahan, dari yang berkarakter sentralistik-otoritarian, menjadi desentralistik-demokratis.

Perubahan yang sangat vital dan fundamental dari kehidupan berbangsa ini, kemudian pada gilirannya berpenetrasi (baca: mengalami perembesan) terhadap dunia pendidikan, sehingga semakin memunculkan warna yang berbeda dengan sebelumnya. Pada lokus inilah, nampaknya dunia pendidikan kita mulai mempertimbangkan penerapan konsep 'education based community' (konsep pendidikan berbasis komunitas-masyarakat). Prof. DR. Abdul Malik Fadjar, M.Sc (menteri Pendidikan Nasional) dalam hal ini melihat adanya indikasi positif dari penerapan konsep ini. Beliau menegaskan bahwa, pendidikan berbasis masyarakat mempunyai platform dasar penguatan sistem pendidikan di masyarakat dengan serangkaian agenda, yaitu: Pertama, memobilisasi sumber daya setempat dan dari luar guna meningkatkan peranan masyarakat untuk mengambil bagian yang lebih besar dalam perencanaan, implementasi, evaluasi penyelenggaraan pendidikan di semua jalur, jenjang, jenis dan satuan masyarakat.

Kedua, menstimulasi perubahan s ikap dan persepsi masyarakat terhadap rasa kepemilikan sekolah, dengan cara ikut bertanggung jawab melalui kemitraan, toleransi dan kesediaan menerima keragaman sosial-budaya. Ketiga, mendukung masyarakat untuk mengambil peran yang jelas dalam pendidikan, terutama orang tua dalam paket kebijakan desentralisasi. Keempat, mendorong peran masyarakat dalam mengembangkan inovasi kelembagaan untuk melengkapi, mempertegas peran sekolah, meningkatkan mutu, dan relevansi, efisiensi manajemen pendidikan serta membuka kesempatan sekolah yang lebih besar demi program wajib belajar (Wajar) sembilan tahun pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. (dalam Ibtisam Abu-Duhou, 2002).

Dengan menyadari betapa beratnya tantangan dunia pendidikan di tengah era otonomi daerah dan era globalisasi, nampaknya konsep 'education based community' yang juga parallel dengan konsep 'school based management' (manajemen berbasis sekolah), setidaknya memberi angin segar bagi sistem pendidikan nasional untuk dapat selalu beradaptasi dengan dinamika perkembangan masyarakat yang semakin kompleks dan penuh dengan pelbagai tantangan ini. Dan barangkali kita semua berharap besar, bahwa RUU Sistem Pendidikan Nasional yang sudah dirumuskan, betul-betul membawa semangat pemberdayaan masyarakat, kesetaraan, persamaan kesempatan, keadilan dan berorientasi masa depan, tentunya untuk membangun bangsa agar lebih baik di masa yang akan datang. Semoga !


* Penulis adalah Mahasiswa Program Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Jakarta; Staff Litbang CECDeS (Centre of Education and Community Development Study) Jakarta
* Alamat: Jl. ASPI UIN Jakarta Rt. 003 Rw. 08 No. 98 Desa/ Kelurahan Pisangan Kecamatan Ciputat Kab. Tangerang 15419

Read the rest of this entry -→

Berikut Dengan Detail Menjelaskan PRODUK Obat Kuat PASUTRI Legal, Herbal, Rekomendasi Boyke dan Co :

 

Agenda Reformasi Sistem Pendidikan NasionalSocialTwist Tell-a-Friend