Berikut Dengan Detail Menjelaskan PRODUK Obat Kuat PASUTRI Legal, Herbal, Rekomendasi Boyke dan Co :

 

====================================



Gasa

Monday, 11 May 2009

Behaviourisme

Behaviourisme

Tokoh utama aliran ini adalah J.B. Watson. Watson membaca karya
Pavlov dia merasa mendapatkan model yang cocok untuk
pendiriannya, untuk menjelaskan tingkah laku manusia.
* Classical conditioning (Ivan Petrovich Pavlov 1849):1936):
Assosiative Learning
Teori ini dikemukkan oleh Pavlov yang kemudian dipelopori oleh
Guthric, Skinner yang berhaluan behavioris. Pavlov mengadakan
eksperimen disebut Condition reflex karena yang dipelajari gerakan
otot sederhana yang secara otomatis bereaksi terhadap suatu
perangsang tertentu. Reflex dapat ditimbulkan oleh perangsang yang
lain yang dahulunya tidak menimbulkan reflex tadi.
Kesimpulan Pavlov:
3
Pertanda /signal dapat memainkan peranan penting alam adaptasi
hewan terhadap sekitarnya. Reaksi mengeluarkan air liur pada anjing
karena mengamati pertanda mula mula disebut reflek bersyarat
(conditional reflex/CR). Pertanda atau signal disebut perangsang
bersyarat (Conditioned Stimulus/CS). Makanan disebut perangsang tak
bersyarat (Unconditioned Stimulus/US). Sedangkan keluarnya air liur
karena makanan disebut refleks tak bersyarat (Unconditioned
reflex/UR).

Teori ini menekankan bahwa belajar terdiri atas pembangkitan
respons dengan stimulus yang pada mulanya bersifat netral atau tidak
memadai. Melalui persinggungan (congruity) stimulus dengan respos,
stimulus yang tidak memadai untuk menimbulkan respons tadi
akhirnya mampu menimbulkan resposns.
4
Implikasi teori belajar ini dalam pendidikan adalah :
5
1. Tingkah laku guru mengharapkan murid menghafal secara
mekanis/otomatis
2. Verbalitis karena tingkah laku mechanistis dan reflektif.
3. Guru tersebut membiasakan muridnya dengan latihan
4. Sekolah D (duduk), tidak ada inisiatif karena perasaan, pikiran
tak mengarahkan tingkah laku
5. Guru hanya memberi tugas tanpa disadari oleh muridnya
6. Guru tidak memperhatikan individual differences
7. Guru menggunakan “learning by parts” sampai tak ada
hubungan
8. Guru menyuapi murid saja dan murid menerima yang diolah
guru, jadi guru aktif.

Hal ini terjadi karena (menurut teori belajar contioning) :
a. Terbentuknya tingkah laku sangat sederhana dan mekanistis
reflektif
b. Peranan perasaan, kemauan, pikiran, kepribadian tak
mengarahkan tingkah laku. Jadi manusia saja
c. Tak sanggup menganalisa tingkah laku yang kompleks dimana
tenaga rohani sebagai pendorong.
d. Terbentuknya tingkah laku karena habis formation.
Assosiative Learning
6
Pada hakikatnya perkembangan adalah proses asosiasi bagi para
ahli aliran ini yang primer adalah bagian-bagian ada lebih dulu
sedangkan keseluruhan ada lebih kemudian. Bagian itu terikat satu
sama lain menjadi suatu keseluruhan oleh asosiasi.
Salah satu tokoh aliran asosisasi adalah John Locke. Locke
berpendapat bahwa pada permulaannya jiwa anak itu adalah bersih
semisal selembar kertas putih. yang kemudian sedikit demi sedikit
terisi oleh pengalaman atau empiris.

Dalam hal ini Locke membedakan adanya dua macam pengalaman , yaitu:
1. Pengalaman luar, yaitu pengalaman yang diperoleh dengan melalui panca indera yang menimbulkan “sensation” 2. Pengalaman dalam, yaitu pengalaman mengenai keadaan dan
kegiatan batin sendiri yang menimbulkan “reflexions”. Kesan “sensation dan reflexions” merupakan pengertian yang sederhana (simple ideas) Yang kemudian dengan asosiasi
membentuk pengertian yang kompleks (Complex ideas).

Aliran asosiasi ini meninggalkan sejarah , tetapi dalam lapangan
pendidikan masih ada yang menjalankan, misalnya mengajar membaca dan menulis secara sintetis, metode menggambar secara sintetis. Praktik belajar seperti dalam teori ini masih digunakan terutama ditingkat pendidikan dasar dan sekolah agama atau di pesantren-
pesantren. Murid diberi drill, praktik, pengulangan dan kejadian- kejadian sesuai teori ini. Belajar asosiasi dimana urutan-urutan kata-kata tertentu berhubungan sedemikian rupa terhadap obyek-obyek, konsep-konsep, atau situasi sehingga bila kita menyebut yang satu
cenderung menyebut yang lain.

Misalnya ayah berasosiasi dengan Ibu, kursi dengan meja. Jika digunakan untuk model pembelajaran sekarang masih relevan tentu dengan paradigma baru misalnya menerangkan dengan mode, gambar dan demostrasi.
* The Law Of Effect (Edward L.Thorndike;1874-1949) : S-R
Theory

Thorndike berpendapat , bahwa yang menjadi dasar belajar ialah
asosiasi antara kesan panca indra (sense impression) dengan impulse
untuk bertindak (impulse to action). Bentuk belajar oleh Thorndike disifatkan dengan “Trial and Error learning” atau “learning by selecting and connecting” . Belajar berlangsung 3 hukum (1) law of readiness; (2) law of exercise; (3) law of effect Law of effect ini menunjukkan kepada makin kuat atau makin lemahnya hubungan sebagai akibat daripada hasil respon yang
dilakukan .

Apabila suatu hubungan atau koneksi disebut dan ditandai atau diikuti oleh keadaan yang memuaskan , maka kekuatan hubungan itu akan bertambah, sebaliknya apabila suatu koneksi
dibuat dan disertai atau diikuti oleh keadaan yang tidak memuaskan, maka kekuatan hubungan itu akan berkurang.
7
Dalam Law of effect,
segala tingkah laku yang mengakibatkan keadaan yang menyenangkan akan diingat. Dan tingkah laku yang menyenangkan mudah untuk dipelajari begitu pula sebaliknya.
Thorndike berkesimpulan bahwa belajar adalah hubungan antara stimulus dan respons. Itulah sebabnya teori ini disebut SR Bond Theory atau S-R Psycology of Learning” atau S-R Theory disebut juga teori “Trial and Error Learning” Berdasarkan teori belajar tersebut , maka implikasinya bagi dalam pendidikan sebagai berikut :
8
1. Tak memperhatikan individual differences.
2. Kadang-kadang lupa akan tujuan pokok, karena terlalu
memperhatikan alat (reward) 3. Biasanya yang berhasil adalah murid yang struggle untuk
menerima hadiah (reward)

Hal ini didasarkan pada pendapat teori diatas :
1. Manusia belajar karena kepuasan untuk memperoleh
ganjaran
2. Tingkah laku terbentuk karena hasil trial & error dan law of
effect
3. Yang dilakukan seseorang disebabkan kesenangan sehingga
berlangsung secara otomatis conditioning.
Praktik belajar seperti cocok digunakan untuk memotivasi siswa
dengan pemberian hadiah/ganjaran/reward. Namun penggunaannya
hanya saat-saat tertentu dan dalam keadaan yang memungkinkan.
Sebab jika dilakukan terus menerus siswa cenderung mau belajar

karena akan memperoleh reward, lalu kalau reward ditiadakan siswa
apakah masih mau belajar. Segala yang menyenangkan (law of effect) akan diingat oleh siswa dan akan mudah dipelajari oleh siswa, maka berdasarkan teori ini guru harus mampu menciptakan suasana belajar mengajar yang menyenangkan. Guru harus mampu membuat pelajaran matematika yang menyeramkan menjadi yang menyenangkan.

*Operant conditioning (Baron. F. Skinnner; 1904 –1990) :
Reward & Punishment (Positive and Negative reinforcement) Sebagaimana tokoh behavour lainnya, Skinner juga memikirkan tingkah laku sebagai hubungan antara perangsang dan response, hanya saja Skinner membedakan dua macam response : (1) responden response (reflextive response), yaitu respon yang ditimbulkan oleh perangsang-perangsang
tertentu, Perangsang demikian disebut eliciting stimuli, menimbulkan respose yang relatif
sama; dan (2) Operant response (instrumental response) yaitu response yang timbul dan berkembangnya diikuti oleh perangsang-perangsang tertentu.

Perangsang demikian disebut reinforcing stimuli atau reinforcer karena perangsang-perangsang tersebut memperkuat response yang telah dilakukan oleh organisme. Implikasi dalam dunia pendidikan dari teori ini : 1. Anak yang telah belajar akan menjadi giat belajar jika mendapat
hadiah 2. Hadiah yang diberikan kepada siswa tidak harus berupa barang 3. Inovasi Pengajaran sebagian besar disusun berdasarkan teori Skinner, yaitu memberikan dasar teknologi pendidikan yang banyak digunakan di Indonesia seperti PPSI, modul dan
pengajaran tuntas.

Teori ini belajar ini cocok untuk pendidikan modern dengan menggunakan inovasi-inovasi baru misalnya belajar model konferensi dengan bantuan komputer yang saling berhubungan (internet) sehingga dapat meningkatkan Operan response siswa menjadi lebih intensif/kuat. Teori ini masih berkembang di Amerika, tentu saja untuk Indonesia juga masih sangat cocok.


Berikut Dengan Detail Menjelaskan PRODUK Obat Kuat PASUTRI Legal, Herbal, Rekomendasi Boyke dan Co :

 

BehaviourismeSocialTwist Tell-a-Friend

1 comments:

camera-prices said...

mantap artikelnya gan, keep posting gan

Post a Comment