Berikut Dengan Detail Menjelaskan PRODUK Obat Kuat PASUTRI Legal, Herbal, Rekomendasi Boyke dan Co :

 

====================================



Gasa

Tuesday 12 May 2009

Kelas Kata, Adjektive, Adverbia, Pronomina dan Tugas

Kelas Adjektiva

Untuk menentukan suatu kata termasuk adjektiva, digunakan valensi sintaktis karena perangkat kategori morfologis pembangun kerangka sistem morfologi adjektiva itu ditandai oleh valensi sintaktis yang sama yaitu mempunyai potensi berkombinasi dengan kata: sangat, agak, paling, amat, sekali,

Kelas adjektiva yang ditemukan pada data hanya satu kategori morfologis, yaitu berupa adjektiva bentuk dasar yang terdiri dari:

Contoh: apes, aman, akrab, takut, basah, banyak, baik, bodoh, cukup, kerdil, salam, suka, sudah, tersinggung, berwibawa, terlalu, spona, serius, sering, cantik, tenang,

Kelas Numeralia

Untuk menentukan suatu kata lermasuk numeralia, digunakan valensi sintaktis karena perangkat kategori morfologis pembangun kerangka sistem morfologis numeralia itu ditandai oleh valensi: sintaktis yang sama yaitu dapat bergabung dengan nomina.

Kelas numeralia yang ditemukan pada data hanya ada satu macam yaitu nrmeralia murni. Adapun yang dimaksud numeralia murni adalah numeralia yang tidak berasal dari kelas kata lain. Numeralia murni ini terdiri dari numeralia dasar

monomorfemis) dan numeralia tunman (polimortemis). Numeralia turunan yang terbentuk dari kata-kata numeralia disebut niimeralia denumeral.

a. Numeralia Dasar

Numeralia murni berbentuk dasar yang ditemukan pada data ada dua macam, yaitu:

Contoh: sebuah, sederet, dua, tujuh, sembilan, setiap, seorang,

b. Numeralia Denumeral

Numeralia denumeral tidak ditemuka pada data kartu kata,

Kelas Adverbia

Untuk menentukan suatu kata termasuk adverbia, digunakan valensi sintaktis karena perangkat kategori morfologis pembangun kerangka sistem morfologi adverbia itu ditandai oleh valensi sintaktis yang sama yaitu dapat bergabung dengan verba.

Kelas adverbia yang ditemukan pada data hanya ada satu kategori morfologis, yaitu berupa adverbia bentuk dasar yang terdiri dari:

Contoh: tak, telah, akan, baru, sudah, sedang, saja, juga,

Kelas Pronomina

Pronomina yang ditemukan pada data meliputi tiga macam, yaitu:

a. Pronomina persona:

Contoh aku, suya,, anda, mereka.

b. Pronomina penunjuk:

Contoh: itu, adalah

c. Pronomina penanya:

Contoh: bila, kapan.

Kata Tugas

Dari data yang ada ditemukan kata tugas yang meliputi:

1. Preposisi:

Contoh: pada, kepada, di, terhadap, olch karena.

1. Konjungsi:

Contoh: lalu, serta, yang, bahkan, sebelum, kulau, karena, tetapi, muku, ketika. kemudian, scakan-akan.




Read the rest of this entry -→

Berikut Dengan Detail Menjelaskan PRODUK Obat Kuat PASUTRI Legal, Herbal, Rekomendasi Boyke dan Co :

 

Kelas Kata, Adjektive, Adverbia, Pronomina dan TugasSocialTwist Tell-a-Friend

Kelas Kata Verba

Kelas Verba

Untuk menentukan suatu kata termasuk verba, digunakan valensi sintaktis karena perangkat kategori pembangun kerangka sisteni morfologi verba itu ditandai oleh valensi sintaktis yang sama, yaitu mempunya; potensi berkomhinasi dengan kata: tidak, sudah, sedang, akan, baru, telah, belum, mau, hendak,

Kelas verba yang ditemukan pada data terdiri dari (1) verba murni, yakni verba yang tidak berasal dari kelas kata lain, (2) verba denominal, yakni verba yang terbentuk dari nomina, (3) verba deadjektival, yakni verba yang terbentuk dan adjektiva, (4) verba denuineral, yakni verba yang terbentuk dari numeralia, dan (5) verba depronominal, yakni verba yang terbentuk dari pronomina.

a. Verba Murni

Verba murni terdiri dari verba dasar (monomorfemis) dan verba tur. (polimorfemis). Verba turunan yang terbentuk dan kata-kata verba disebut verba diverbal.

Ø Verba Dasar

Verba murni, berbentuk dasar yang ditemukan pada data ada yaitu: ada, bangkit, pergi, puasa, pulang, balik, makan, mampir, datang, ucap, ubah, turun, tinggal, terima, singgah ,aman ,

Ø Verba Deverbal

Verba deverbal yang ditemukan pada data, terdiri dari beberapa kategori morfologis, yaitu:

1) Kategori di-D

Kategori ini menyatakan makna ‘tindakan disengaja berfokus sasaran”. Contoh: diangkat, à verba 1

2) Kategori ter-D”

Kategori ini menyatakan makna “dapat di’.

Contoh: tersenyum à verb 1

3) Kategori meng-D

Kategori ini menyatakan makna ‘tindakan yang disengaja berfokus pelaku’.

Contoh: menyeret, menempel, menukar, mengangguk,memakai, menuju, meniru, mengangkat, memakai à verba 1

4) Kategori meng-(D-i)

Kategori ini menyatakan makna ‘lokatif.

Contoh: menyikapi, mempunyai à verba 2

5) Kategori meng-(D-kan)

Kategori ini menyatakan makna ‘benefaktif/direktif

Contoh: meneruskan, menyilakan, menyebabkan à verba 1

6) Kategori ber-D-an

Kategori ini menyatakan makna ‘malakukan perbuatan berlangsung lama, bisa sendiri atau dengan orang lain’.

Contoh: berpandangan à verba 2

7) Kategori ber-D

Kategoii ini menyatakan makna ‘tindakan bcrlangsung lama’.

Contoh: berakhir, berada, berteduh à verba 2,

8) Kategori meng-D

Kategori ini menyatakan makna ‘proses/keadaan’.

Contoh: melompatà verba 2

b. Verba Transposisi

Verba Denominal

Verba denominal yang ditemukan pada data meliputi enam kategori morfologis, yaitu.

1) Kategori meng-D

Kategori ini diderivasikan dari nomina kategori D melalui derivasi zero sehingga terbentuk verba kategori D yang menyatakan makna ‘tindakan yang disengaja berfokus pelaku’.

Contoh: menutup, meningkat à verba I

2) Kategori meng-(D-i)

Kategori ini berasal dari nomina kategon D kemudian dMenvasikan verba kategori D-i yang maknanya ‘lokatif. Contoh. menangani à verba 2

3) Kategori di-(D-i)

Kategori ini berasal dari nomina kategori D kemudiun diderivasikan menjadi verba kategori D-i yang mempunyai makna ‘kausatif.

Contoh: ditandatangani à verba 2

4) Kategori meng-(D-kan)

Kategori ini berasal dari nomina kategori D kemudian diderivasikan menjadi verba kategori D-kan yang menyatakan makna ‘kausatif.

Contoh: rnerupakan à verba 2

5). Kategori di-(D-kan)

Kategori berasal dari nomina kategori D kemudian diderivasikan menjadi verba kategori D-kan yang menyatakan makna ‘kausatif.

Contoh: disebutkan, dimanfaatkan, disimpulkan, dilaksanakan, dilakukan à verba 2

6) Kategori ber-D

Kategori ini diderivasikan dari nomina kategori D dan menyatakan makna ‘tindakan berlangsung lama’.

Contoh: bertekad àverba 2

Ø Verba Deadjektival

Verba deadjektival yang ditemukan pada data, meliputi dim macam kategori morfologis, yaitu:

1) Kategori meng-(D-i)

Kategori ini berasal dari adjektiva kategori D kemudian diderivasikan menjadi verba kategori D-i yang menyatakan makna ‘kausatif.

Contoh: menjiwai, menghargai, menanggapi à verba 2

2) Kategori meng-(D-kan)

Kategori ini berasal dari adjektiva kategori D kemuadian diderivasikan menjadi verba kategori D-kan, yang menyatakan makna ‘kausatif.

Contoh: melaksanakan menyenangkan, melanjutkan à verba 2

Ø Verba Demimeral

Dari data hanya ditemukan salu kalegori morfologis verba denumeral, yaitu kategori meng-D, yang diderivasikan dari numeralia bentuk dasar yang menyatakan makna ‘proses/keadaan’.

Contoh: menyeluruh -» verba 2

Ø Verba Depronominal

Dari data hanya ditemukan satu kategori morfologis verba depronominal, yaitu kategori meng-(D-i), yang berasal dari pronomina bentuk dasar kemudian diderivasikan menjadi verba kategori D-i yang menyatakan makna ‘repetitif. Contoh: mengakui —>• verba 1


Read the rest of this entry -→

Berikut Dengan Detail Menjelaskan PRODUK Obat Kuat PASUTRI Legal, Herbal, Rekomendasi Boyke dan Co :

 

Kelas Kata VerbaSocialTwist Tell-a-Friend

Kelas Kata, Kata Adalah

Sebelumnya kita perhatikan Aforisme berikut :

Kata-kata adalah kurcaci yang muncul tengah malam, dan ia bukan pertapa suci yang kebal terhadap godaan. Kurcaci merubung tubuhnya yang berlumuran darah sementara pena yang dihunusnya belum mau patah.” (Joko Pinurbo dalam Kurcaci, 1998)

KATEGORI MORFOLOGI KELAS KATA DALAM BAHASA INDONESIA

Bahasa Indonesia mengenal pengelompokan kosa dalam bentuk kelas kata. Tata bahasa Indonesia banyak pendapat para mengenai jumlah dan jenis kelas kata. Kelas kata terdiri dari seperangkat kategori morfologis yang tersusun dalam kerangka sistem tertentu yang berbeda dan sistem kategori morfologis kelas kata lain. Kategori morfologis adalah sederetan kata yang memiliki bentuk gramatikal dan makna gramatikal yang sama.

Setiap kategori morfologis itu terbentuk oleh prosede morfologis tertentu. Prosede morfologis adalah pembentukan kata secara sinkronis. Prosede morfologis itu ada dua macam yaitu derivasi dan intleksi. Derivasi adalah prosede morfologis yang menghasilkan kata-kata yang makna leksikalnya berbeda dari kata pangkal pembentuknya. Sebaliknya, infleksi menghasilkan kata-kata yang bentuk gramatikalnya berbeda-beda, tetapi leksemnya tetap seperti pada kata pangkalnya.

Kategori Morfologi Kelas Kata Bahasa Indonesia dapat dibedakan atas:

1. Kelas Nomina

Untuk menentukan suatu kata termasuk nomina, digunakan penanda valensi sintaktis karena perangkat kategori morfologis pembangun kerangka sistem morfologi nomina itu ditandai oleh valensi sintaktis yang sama, yaitu (1) mempunyai potensi berkombinasi dengan kata bukan, (2) mempunyai potensi didahului oleh kata di, ke, dari, pada.

Kelas nomina yang ditemukan dan data terdiri dan: (1) nomina murni, yakni nomina yang tidak berasal dari kelas kata lain, (2) nomina deverbal, yakni nomina yang terbentuk dari verba.

a. Nomina Murni

Nomina murni terdiri dari nomina dasar (monomorfemis) dan nomina turunan (polimorfemis). Nomina turunan yang terbentuk dari kata-kata nomina disebut nomina denominal.

Ø Nomina Dasar

Nomina murni berbentuk dasar yang ditemukan pada data ada lima macam yaitu:

Contoh: anak,baju, kepala, orang, nasi rumah, pakaian, pasar, perut, piring, plastik, rejeki, salak, logam lengan, lantai, lekaki, kursi, kota, panggung, kilometer, kelas, kaos, jalan, huja, gerimis, gelas, gambar, buah, ujung, uang, tempat, televisi,teh, tangan, tamu, tali, sisi, sepatu, wong, bulan, mata,

Ø Nomina Denominal

Nominal denominal yang d.temukan pada data, terdin dari beberapa kategori morfologis. Semuanya terbentuk dengan denvasi, berpangkal pada nomina dasar, yakni:

Ø Kategori D-an.’

Kategori ini menyatakan makna ‘daerah/wilayah/komplek/kurnpulan sesuatu yang tersebut pada pangkal pembentukan’. Contoh: pakaian,

Ø Kategori D-an”

Kategori ini menyatakan makna ‘hasil’. Contoh: ikatan, sebutan

Ø Kategori se-D

Kategori ini menyatakan makna ’satu”. Contoh: sebatangkara

Ø Kategori D-D1-an

Kategori ini menyatakan makna ’seperti’. Contoh: orang-orangan

Ø Kategori per-D-an’

Kategori ini menyatakan makna “hal’ . Contoh: perhatian

Ø Kategori ke-D-an’

Kategori ini menyatakan makna “hal’ . Contoh:kesempatan

Ø Kategori pcng-D-an

Kategori ini menyatakan makna ‘proses’. Contoh: pengalaman

b. Nomina Transposisi

Dari data nomina transposisi tidak ditemukan dalam kartu kata


Read the rest of this entry -→

Berikut Dengan Detail Menjelaskan PRODUK Obat Kuat PASUTRI Legal, Herbal, Rekomendasi Boyke dan Co :

 

Kelas Kata, Kata AdalahSocialTwist Tell-a-Friend

Monday 11 May 2009

Constructivisme

Constructivism

Teori belajar Kontstruksi
merupakan teori-teori
yang
menyatakan bahwa siswa itu sendiri yang harus secara pribadi
menemukan dan menerapkan informasi kompleks, mengecek
informasi baru dibandingkan dengan aturan lama dan memperbaiki
aturan itu apabila tidak sesuai lagi.
Konstruktivisme lahir dari gagasan Jean Piaget dan Vigotsky
dimana keduanya menekankan bahwa perubahan kognitif hanya
terjadi jika konsepsi-konsepsi yang telah dipahami diolah melalui
suatu proses ketidakseimbangan dalam upaya memakai informasi-
informasi baru.

Hakikat dari teori konstruktivism adalah ide bahwa siswa harus
menjadikan informasi itu miliknya sendiri. Teori ini memandang siswa
secara terus menerus memeriksa informasi-informasi baru yang
berlawanan dengan aturan-aturan lama dan memperbaiki aturan-
aturan tersebut.

Salah satu prinsip paling penting adalah guru tidak dapat hanya
semata-mata memberikan pengetahuan kepada siswa, siswa harus
membangun pengetahuan di dalam benaknya sendiri., guru hanya
membantu proses ini dengan cara-cara mengajar yang membuat
informasi menjadi sangat bermakna dan sangat relevan bagi siswa
dengan memberikan kesimpulan kepada siswa untuk menerapkan
sendiri ide-ide dan mengajak siswa agar siswa menyadari dan secara
sadar menggali strategi-strategi mereka sendiri untuk belajar.

Pendekatan konstruktivism dalama pengajaran lebih menekankan pada pengajaran Top-Down daripada Bottom-Up. Top-Down berarti siswa mulai dengan masalah-masalah yang kompleks
untuk dipecahkan dan selanjutnya memecahkan atau menemukan (dengan bantuan guru) keterampilan-ketrampilan dasar yang diperlukan.

Constructivism dibagi tiga yaitu Zone of Proximal Development; Cognitive Apprenticeship;Scaffolding Zone of Proximal Development atau zona perkembangan
terdekat adalah ide bahwa siswa belajar konsep paling baik apabila konsep itu berada dalam zona perkembangan terdekat mereka.
2. Cognitive Apprenticeship, konsep lain yang diturunkan dari teori
Vygotsky menekankan pada dua-duanya hakikat sosial dari belajar dan zona perkembangan terdekat adalah pemagangan kognitif .
3. Scaffolding atau mediated learning, akhirnya teori Vygotsky menekankan bahwa scaffolding atau mediated learning atau dukungan tahap demi tahap untuk belajar dan pemecahan masalah sebagai suatu hal penting dalam pemikiran konstruktivism modern.
Prinsip-prinsip konstruktivisme telah banyak digunakan dalam pendidikan sains dan matematika. Prinsip-prinsip yang sering diambil dari konstruktivisme antara lain : (1) pengetahuan dibangun oleh siswa secara aktif; (2) tekanan proses belajar mengajar terletak pada siswa; (3) mengajar adalah membantu siswa belajar; (4) tekanan dalam proses belajar lebih pada proses dan bukan pada hasil belajar; (5) kurikulum enekankan pada partisipasi siswa; (6) guru adalah fasilitator.
10
Penulis menyarankan agar konstruktivisme ini digunakan
oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar bentuk yang bisa dilakukan
diantaranya konsep pembelajar mandiri (learner utonomy ), belajar
kelompok (cooperative learning).Guru hanya sebagai mediator,
selanjutnya siswa secara sendiri-sendiri maupun kelompok aktiv untu
memecahkan persoalan yang diberikan guru sehingga mereka dapat
membangun pengetahuan.

Read the rest of this entry -→

Berikut Dengan Detail Menjelaskan PRODUK Obat Kuat PASUTRI Legal, Herbal, Rekomendasi Boyke dan Co :

 

ConstructivismeSocialTwist Tell-a-Friend

Cognitivisme

Cognitivisme

Pandangan tentang teori belajar ini meliputi kemampuan atau mengatur kembali dari
susunan pengetahuan melalui proses kemanusiaan dan penyimpanan informasi. Pendapat Jean Piaget mengenai perkembangan proses belajar pada anak-anak adalah
sebagai berikut :
9
1. Anak mempunyai struktur mental yang berbeda dengan orang
dewasa. Mereka bukan merupakan orang dewasa dalam bentuk kecil, mereka mempunyai cara yang khas untuk menyatakan kenyataan dan untuk menghayati dunia sekitarnya. Maka
memerlukan pelayanan tersendiri dalam belajar. 2. Perkembangan mental pada anak melalui tahap-tahap tertentu menurut suatu urutan yang sama bagi semua orang.
3. Walaupun berlangsungnya tahap-tahap perkembangan itu melalui suatu urutan tertentu, tetapi jangka waktu untuk berlatih dari satu tahap ke tahap yang lain tidaklah selalu sama pada setiap anak.

4. Perkembangan mental anak dipengaruhi oleh 4 faktor, yaitu :
a. kemasakan
b. pengalaman
c. interaksi social
d. equilibration (proses dari ketiga faktor diatas bersama-
sama untuk membangun dan memperbaiki struktur
mental)

Piaget membagi 4 tingkat perkembangan kemampuan otak untuk
berpikir mengembangkan pengetahuan (cognitif) :
1. Sensor motor (umur 2 tahun)
2. Pre Oprasional (umur 2-7 tahun)
3. Konkret Oprasional (umur 7-11 tahun)
4. Format Oprasional (umur 11 tahun ke atas)
Skema sensor adalah prilaku terbuka yang bersifat jasmaniah
yang tersusun secara sistematis dalam diri bayi/anak yang merespon
lingkungan. Sedangkan skema kognitif adalah tatanan tingkah laku
untuk memahami dan menyimpulkan lingkungan yang direspon.

Ada dua macam kecakapan kognitif siswa yang amat perlu
dikembangkan segera, khususnya oleh guru, yakni :
1. Strategi belajar memahami isi materi pelajaran
2. Strategi meyakini arti penting isi materi pelajaran dan aplikasinya serta menyerap pesan-pesan moral yang terkandung dalam materi pelajaran Teori Piaget ini beberapa hal dapat dibenarkan. Namun juga ada perkecualian bahwa ada anak pada level usia sama tapi kognisinya berbeda.

Pada usia 7 – 11 anak-anak sudak bisa menggunakan logika,
siswa mudah belajar jika konsep pelajaran konkrit, jangan abstrak.
Misalnya menghitung dengan bantuan jari-jari tangan.

Tapi sayang di Indonesia untuk pendidikan setingkat Sekolah Dasar, siswa diarahkan
pada belajar abstrak. Akibatnya pelajaran tidak membekas di memori anak, justru saat ini sedang trend diluar jam pelajaran anak-anak kursus matematika dengan bantuan sempoa. Peralatan ini akan memudahkan anak belajar, dan hasil pelajaran akan tersimpan lama dalam memori anak. Rupanya ada kesenjangan dalam belajar antara
dunia SD dengan dunia kursus, padahal untuk setingkat SD belajar
konkrit sangat bagus untuk perkembangan kognisi siswa. Untuk itu
para praktisi pendidikan perlu juga menyimak model belajar Dr. Maria
Montessari yang menggunakan metode belajar konkrit dengan
bantuan alat-alat belajar.

Read the rest of this entry -→

Berikut Dengan Detail Menjelaskan PRODUK Obat Kuat PASUTRI Legal, Herbal, Rekomendasi Boyke dan Co :

 

CognitivismeSocialTwist Tell-a-Friend

Behaviourisme

Behaviourisme

Tokoh utama aliran ini adalah J.B. Watson. Watson membaca karya
Pavlov dia merasa mendapatkan model yang cocok untuk
pendiriannya, untuk menjelaskan tingkah laku manusia.
* Classical conditioning (Ivan Petrovich Pavlov 1849):1936):
Assosiative Learning
Teori ini dikemukkan oleh Pavlov yang kemudian dipelopori oleh
Guthric, Skinner yang berhaluan behavioris. Pavlov mengadakan
eksperimen disebut Condition reflex karena yang dipelajari gerakan
otot sederhana yang secara otomatis bereaksi terhadap suatu
perangsang tertentu. Reflex dapat ditimbulkan oleh perangsang yang
lain yang dahulunya tidak menimbulkan reflex tadi.
Kesimpulan Pavlov:
3
Pertanda /signal dapat memainkan peranan penting alam adaptasi
hewan terhadap sekitarnya. Reaksi mengeluarkan air liur pada anjing
karena mengamati pertanda mula mula disebut reflek bersyarat
(conditional reflex/CR). Pertanda atau signal disebut perangsang
bersyarat (Conditioned Stimulus/CS). Makanan disebut perangsang tak
bersyarat (Unconditioned Stimulus/US). Sedangkan keluarnya air liur
karena makanan disebut refleks tak bersyarat (Unconditioned
reflex/UR).

Teori ini menekankan bahwa belajar terdiri atas pembangkitan
respons dengan stimulus yang pada mulanya bersifat netral atau tidak
memadai. Melalui persinggungan (congruity) stimulus dengan respos,
stimulus yang tidak memadai untuk menimbulkan respons tadi
akhirnya mampu menimbulkan resposns.
4
Implikasi teori belajar ini dalam pendidikan adalah :
5
1. Tingkah laku guru mengharapkan murid menghafal secara
mekanis/otomatis
2. Verbalitis karena tingkah laku mechanistis dan reflektif.
3. Guru tersebut membiasakan muridnya dengan latihan
4. Sekolah D (duduk), tidak ada inisiatif karena perasaan, pikiran
tak mengarahkan tingkah laku
5. Guru hanya memberi tugas tanpa disadari oleh muridnya
6. Guru tidak memperhatikan individual differences
7. Guru menggunakan “learning by parts” sampai tak ada
hubungan
8. Guru menyuapi murid saja dan murid menerima yang diolah
guru, jadi guru aktif.

Hal ini terjadi karena (menurut teori belajar contioning) :
a. Terbentuknya tingkah laku sangat sederhana dan mekanistis
reflektif
b. Peranan perasaan, kemauan, pikiran, kepribadian tak
mengarahkan tingkah laku. Jadi manusia saja
c. Tak sanggup menganalisa tingkah laku yang kompleks dimana
tenaga rohani sebagai pendorong.
d. Terbentuknya tingkah laku karena habis formation.
Assosiative Learning
6
Pada hakikatnya perkembangan adalah proses asosiasi bagi para
ahli aliran ini yang primer adalah bagian-bagian ada lebih dulu
sedangkan keseluruhan ada lebih kemudian. Bagian itu terikat satu
sama lain menjadi suatu keseluruhan oleh asosiasi.
Salah satu tokoh aliran asosisasi adalah John Locke. Locke
berpendapat bahwa pada permulaannya jiwa anak itu adalah bersih
semisal selembar kertas putih. yang kemudian sedikit demi sedikit
terisi oleh pengalaman atau empiris.

Dalam hal ini Locke membedakan adanya dua macam pengalaman , yaitu:
1. Pengalaman luar, yaitu pengalaman yang diperoleh dengan melalui panca indera yang menimbulkan “sensation” 2. Pengalaman dalam, yaitu pengalaman mengenai keadaan dan
kegiatan batin sendiri yang menimbulkan “reflexions”. Kesan “sensation dan reflexions” merupakan pengertian yang sederhana (simple ideas) Yang kemudian dengan asosiasi
membentuk pengertian yang kompleks (Complex ideas).

Aliran asosiasi ini meninggalkan sejarah , tetapi dalam lapangan
pendidikan masih ada yang menjalankan, misalnya mengajar membaca dan menulis secara sintetis, metode menggambar secara sintetis. Praktik belajar seperti dalam teori ini masih digunakan terutama ditingkat pendidikan dasar dan sekolah agama atau di pesantren-
pesantren. Murid diberi drill, praktik, pengulangan dan kejadian- kejadian sesuai teori ini. Belajar asosiasi dimana urutan-urutan kata-kata tertentu berhubungan sedemikian rupa terhadap obyek-obyek, konsep-konsep, atau situasi sehingga bila kita menyebut yang satu
cenderung menyebut yang lain.

Misalnya ayah berasosiasi dengan Ibu, kursi dengan meja. Jika digunakan untuk model pembelajaran sekarang masih relevan tentu dengan paradigma baru misalnya menerangkan dengan mode, gambar dan demostrasi.
* The Law Of Effect (Edward L.Thorndike;1874-1949) : S-R
Theory

Thorndike berpendapat , bahwa yang menjadi dasar belajar ialah
asosiasi antara kesan panca indra (sense impression) dengan impulse
untuk bertindak (impulse to action). Bentuk belajar oleh Thorndike disifatkan dengan “Trial and Error learning” atau “learning by selecting and connecting” . Belajar berlangsung 3 hukum (1) law of readiness; (2) law of exercise; (3) law of effect Law of effect ini menunjukkan kepada makin kuat atau makin lemahnya hubungan sebagai akibat daripada hasil respon yang
dilakukan .

Apabila suatu hubungan atau koneksi disebut dan ditandai atau diikuti oleh keadaan yang memuaskan , maka kekuatan hubungan itu akan bertambah, sebaliknya apabila suatu koneksi
dibuat dan disertai atau diikuti oleh keadaan yang tidak memuaskan, maka kekuatan hubungan itu akan berkurang.
7
Dalam Law of effect,
segala tingkah laku yang mengakibatkan keadaan yang menyenangkan akan diingat. Dan tingkah laku yang menyenangkan mudah untuk dipelajari begitu pula sebaliknya.
Thorndike berkesimpulan bahwa belajar adalah hubungan antara stimulus dan respons. Itulah sebabnya teori ini disebut SR Bond Theory atau S-R Psycology of Learning” atau S-R Theory disebut juga teori “Trial and Error Learning” Berdasarkan teori belajar tersebut , maka implikasinya bagi dalam pendidikan sebagai berikut :
8
1. Tak memperhatikan individual differences.
2. Kadang-kadang lupa akan tujuan pokok, karena terlalu
memperhatikan alat (reward) 3. Biasanya yang berhasil adalah murid yang struggle untuk
menerima hadiah (reward)

Hal ini didasarkan pada pendapat teori diatas :
1. Manusia belajar karena kepuasan untuk memperoleh
ganjaran
2. Tingkah laku terbentuk karena hasil trial & error dan law of
effect
3. Yang dilakukan seseorang disebabkan kesenangan sehingga
berlangsung secara otomatis conditioning.
Praktik belajar seperti cocok digunakan untuk memotivasi siswa
dengan pemberian hadiah/ganjaran/reward. Namun penggunaannya
hanya saat-saat tertentu dan dalam keadaan yang memungkinkan.
Sebab jika dilakukan terus menerus siswa cenderung mau belajar

karena akan memperoleh reward, lalu kalau reward ditiadakan siswa
apakah masih mau belajar. Segala yang menyenangkan (law of effect) akan diingat oleh siswa dan akan mudah dipelajari oleh siswa, maka berdasarkan teori ini guru harus mampu menciptakan suasana belajar mengajar yang menyenangkan. Guru harus mampu membuat pelajaran matematika yang menyeramkan menjadi yang menyenangkan.

*Operant conditioning (Baron. F. Skinnner; 1904 –1990) :
Reward & Punishment (Positive and Negative reinforcement) Sebagaimana tokoh behavour lainnya, Skinner juga memikirkan tingkah laku sebagai hubungan antara perangsang dan response, hanya saja Skinner membedakan dua macam response : (1) responden response (reflextive response), yaitu respon yang ditimbulkan oleh perangsang-perangsang
tertentu, Perangsang demikian disebut eliciting stimuli, menimbulkan respose yang relatif
sama; dan (2) Operant response (instrumental response) yaitu response yang timbul dan berkembangnya diikuti oleh perangsang-perangsang tertentu.

Perangsang demikian disebut reinforcing stimuli atau reinforcer karena perangsang-perangsang tersebut memperkuat response yang telah dilakukan oleh organisme. Implikasi dalam dunia pendidikan dari teori ini : 1. Anak yang telah belajar akan menjadi giat belajar jika mendapat
hadiah 2. Hadiah yang diberikan kepada siswa tidak harus berupa barang 3. Inovasi Pengajaran sebagian besar disusun berdasarkan teori Skinner, yaitu memberikan dasar teknologi pendidikan yang banyak digunakan di Indonesia seperti PPSI, modul dan
pengajaran tuntas.

Teori ini belajar ini cocok untuk pendidikan modern dengan menggunakan inovasi-inovasi baru misalnya belajar model konferensi dengan bantuan komputer yang saling berhubungan (internet) sehingga dapat meningkatkan Operan response siswa menjadi lebih intensif/kuat. Teori ini masih berkembang di Amerika, tentu saja untuk Indonesia juga masih sangat cocok.


Read the rest of this entry -→

Berikut Dengan Detail Menjelaskan PRODUK Obat Kuat PASUTRI Legal, Herbal, Rekomendasi Boyke dan Co :

 

BehaviourismeSocialTwist Tell-a-Friend

Wednesday 6 May 2009

Pendidikan Di Indonesia

Pendidikan Di Indonesia
Jika kita berbicara akan pendidikan, tidak terlepas dari peran pemerintah sebagai payung dan penegak akan UUD kependidikan.

Sekarang realita pendidkan di indonesia sudah sangat jauh dari negara yang dulu pernah dijadikan rujukan ilmu pendidikan. Kita contohkan malaysia. Dulu malaysia, mencari ilmu ke indonesia. Sekarang apa masih ada negara tetangga itu mencari di indonesia seperti dulu.

Apa lagi ditambah adanya mafia-mafia pendidikan. Setiap akan mengambil keputusan menganai peraturan pendidikan, selalu menunai konflik. Seperti halnya BHP.
Apalagi sekarang pendidikan di indonesia ada undang-undangnya.

UAS, UAN ujian akhir semester atau ujian akhir negara, selalu dijadikan patokan. Sedangkan kualitas guru tidak menjadi patokan. Negara menghambur-hamburkan uang demi rakyat katanya. Sidang sebentar saja, sudah berapa juta uang yang harus dikeluarkan.

Sungguh ironis. Itu belum lagi Angggota dewan yang gak mau hadir, karena alasan ada undangan atau apa kek... Gak tau malu mereka yang katanya mengaku sebagai wakil rakyat, tapi gak merakyat.

Mari kini saatnya kita mampu membawa pendidikan kita menuju ke pendidikan yang mendidik.

Selamat Belajar


Read the rest of this entry -→

Berikut Dengan Detail Menjelaskan PRODUK Obat Kuat PASUTRI Legal, Herbal, Rekomendasi Boyke dan Co :

 

Pendidikan Di IndonesiaSocialTwist Tell-a-Friend